IMPIAN ADALAH AWAL DARI SEBUAH CITA CITA........
DENGAN DO'A, KETEKUNAN, KERJA KERAS, & PANTANG MENYERAH...........
AKAN KURENGKUH IMPIAN ITU MENJADI SEBUAH CITA CITA YANG BERBUAH KENYATAAN...............
PERTANIAN ORGANIK.........

ORGANIK IS MY LIVE

ORGANIK IS MY LIVE

Sabtu, 23 Januari 2010

POC WARUNG TANI MANDIRI

I. URINE KELINCI

Kandungan :
Di dalam pupuk tersebut, terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.
Kandungan unsur-unsur dalam feses dan urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.
Jenis ternak Unsur Hara
N (%) P (%) K (%) H2O (%)
Kuda (padat) 0,55 0,30 0,40 75
Kerbau (padat) 0,60 0,30 0,34 85
Sapi (padat) 0,40 0,20 0,10 85
Domba (padat) 0,75 0,50 0,45 60
Babi (padat) 0,90 0,35 0,40 80
Ayam 0,40 0,10 0,45 97
Kelinci muda* 1,6-2,0 0,43-1,3 0,4-1,0 44,7-32,5
Kelinci dewasa**2,72 1,1 0,5 55,3

Pupuk cair organik yang dihasilkan dari urine kelinci memiliki kandungan unsur hara paling bagus. Kelinci dewasa memiliki kandungan N 2,72 persen, kandungan P 1,1 persen, kandungan K 0,5 persen, dan kandungan H2O 55,3 persen. Lebih istimewanya , dalam urine kelinci memiliki kandungan zat asam amino esensial, urine juga mengandung delapan unsur mikro lain, seperti Ca, Mg, K, Na, Cu, Zn, Mn, dan Fe. Pupuk ini lebih bagus dari pada pupuk kimia karena mengandung banyak unsur mikro.

II. AIR KELAPA

Kandungan:

Komposisi Konsentrasi

Folate Acid 0,003 mg/l
Nicotinate Acid 0,64 mg/l
Panthotenate Acid 0,52 mg/l
Biotin 0,02 mg/l
Pyridoxine Very little
Hyboflavine 0,01 mg/l
Tyamin Very little
Giberelat Acid Very little
Auxins Very little
1.3-difenilurea 5,8000 mg/l
M-inositol 0,01 mg/l
Silo-inositol 0,05 mg/l
Sorbitol 15 mg/l
C1 183 mg/100 gram
Cu 0,040 mg/100 gram
Fe 0,1 mg/100 gram
K 312 mg/100 gram
Mg 30 mg/100 gram
Na 105 mg/100 gram
P 37 mg/100 gram
S 15 mg/100 gram


Dilihat dari komposisi yang terkandung didalamnya, terutama adanya zat tumbuh, maka penambahan air kelapa dalam media kultur dapat membantu mendorong pertumbuhan. Air kelapa adalah salah satu bahah alami, didalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan giberelin sedikit sekali serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan. Penggunaan air kelapa sampai 250 ml/l dapat mempercepat perkecambahan biji. Munculnya plb lebih cepat pada perlakuan
kombinasi giberelin air kelapa yaitu pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dan giberelin 3 ppm + air kelapa 150 ml/l dengan rentang waktu 14-15 hari.
Pada perlakuan tunggal air kelapa munculnya daun lebih cepat pada konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 31-48 hari. Hal ini diduga pada konsentrasi tersebut rasio sitokinin lebih tinggi daripada auksin dan juga disebabkan karena plb yang muncul lebih cepat sehingga munculnya daun juga akan cepat.
Saat munculnya daun lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 31-33 hari, diduga karena hormon sebagai bahan dasar untuk pembentukan daun lebih tinggi sehingga akan mempercepat munculnya daun.
Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal giberelin konsentrasi 2 ppm dengan rentang waktu 49-58 hari setelah pengkulturan. Munculnya akar lebih cepat pada perlakuan ini ada hubungannya dengan saat munculnya daun yang cepat. Setelah daun terbentuk maka bagian radikula akan berdiferensiasi membentuk akar dengan bantuan hormon auksin yang disintesis oleh daun. Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal air kelapa konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 49-58 hari. Hal ini disebabkan karena dalam air kelapa disamping mengandung auksin dan giberelin juga mengandung zeatin yang merupakan kelompok sitokinin. Sitokinin mempunyai kemampuan dalam merangsang pembelahan sel dan diferensiasi terutama dalam hal pembentukan pucuk daun auksin merangsang pembentukan akar.
Pada kombinasi perlakuan giberelin dan air kelapa, munculnya akar lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 49-53 hari. Cepatnya akar yang terbentuk karena pada perlakuan ini plb dan daun yang terbentuk lebih cepat dari perlakuan lain sehingga mendorong untuk terbentuknya akar lebih cepat.

III. FORMULA

Kandungan :

Hara.
Kandungan unsur hara dalam formula antara lain adalah 1.96-5.30 (%)N, 0.16-1.59 (%) P dan 0.31-5.97 (%) K. Kandungan mikronya berupa 0.22-0.73 (%)Ca, 0.16-3.35 (%) Mg, 0.16-1.31 (%) S, 0.62-0.90 (%) Si, 0.04-0.59 (%)Na dan 0.04-0.59 (%)Cl.
Formula ini merupakan bahan dasar yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dan membantu dalam memperbaiki keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah. Keadaan fisik tanah yang diperbaiki antara lain stabilitas agregat, struktur, dan porositas tanah karena kerapatan massa tanah menjadi berkurang. Ditinjau dari segi kimia, dapat memperkaya unsur hara makro dan mikro dalam tanah. Sedangkan dari segi biologi tanah, dapat meningkatkan aktifitas mikrobia tanah dan menghambat pertumbuhan gulma. Juga dapat dijadikan filter (penyaring) air dari pencemaran logam berat. Selain itu, mampu menekan pengembang biakan nyamuk, terutama di air tenang dan tergenang.

N- aktif.

Fermentasi dari salah satu bahan yang dikandung mempunyai kadar N-Aktif yang mampu mengikat semua kandungan mineral kimia organik. Hal ini yang menjadikan POC dapat dengan mudah terserap oleh tanaman, dan tidak mudah terlarut oleh udara & dan air.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri. Proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium .
Organisme yang terkandung dalam POC mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme.
Nitrogenase mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan dengan analisis kristal tunggal dengan sinar ultra violet yang diperoleh dari penyinaran matahari.
Nitrogen organik diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organik dan senyawa N-kompleks lainnya.
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna).
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Proses alamiah yang di maksud adalah fiksasi atau penambahan N ke dalam tanah secara biologis Penambatan N dari udara pada tanah secara alamiah dihasilkan dari hasil fermentasi tanaman paku air, yaitu Azolla. Tumbuhan yang berasosiasi simbiotik dengan ganggang hijau biru (Anabaena azollae), misalnya, mampu menimbun 25 kg -30 kg N per hektar dalam 30 hari.
Bahan organik diperlukan sebagai sumber karbon yang merupakan “pakan” dan energi bagi metabolisme dan perkembangbiakan jasad renik penghuni tanah. Penambatan N biologis juga dapat mengoreksi minimnya kadar bahan organik sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah “memegang” air. Selain itu, bertambahnya kandungan bahan organik tanah juga meningkatkan aktivitas biologis jasad renik, proses pendauran, dan transformaasi unsur hara dalam tanah.


Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik komplek alami yang disintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada tiga golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin,giberilin, dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman. Penambahan auksin, giberilin, atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan trigerring factor untuk proses-proses yang tumbuh dan morfogenesis.

Auksin ( IAA : asam indol- 3 asetat )

adalah zat hormon tumbuhan yang di temukan pada ujung batang , akar , dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan . Level auksin dalam eksplan, tergantung dari bagian tanaman yang diambil dan jenis tanamannya. Selain itu juga dipengaruhi oleh musim dan umur tanamannya. Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman. Dua mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya. IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar.
Kadar IAA pada embrio, endosperma, dan integumen benih Sechium edule (labu Siam) pada umur 23, 27, 33, dan 37 hari setelah anthesis adalah sebagai berikut: 1) jumlah IAA pada embrio pada umur tersebut berturut-turut 1.67%, 2.08%, 3.40 % dan 3.29 %, 2) Jumlah IAA pada endosperma berturut-turut 20.45%, 25.72%, 30,40%, dan 52.22% dari total IAA,
3) Jumlah IAA pada integumen adalah 8.44%, 9.32%, 8.76% dan 8.04%,
4) Jumlah IAA total ( IAA terikat maupun IAA bebas) cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kemasakan benih labu siam.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara :
1. Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
2. Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul RNA.
3. Memacu terjadinya dominansi apikal.
4. Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.
Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman.Auxin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auxin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara sederhana adalah bahwa auxin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.
6. Pembentukkan akar.Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik
7. Pembungaan dan pembuahan. Auxin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
8. Mendorong Partenokarpi. Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan .
9. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
10. Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.

Sitokinin,

hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. Sitokinin alami terdapat pada air kelapa. Golongan sitokinin adalah turunan dari adenine. Golongan ini sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Fungsi sitokinin terhadap tanaman antara lain adalah:
1. Memacu terbentuknya organogenesis ( penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet ) dan morfogenesis ( pembentukkan tunas-tunas baru ). 2. Memacu terjadinya pembelahan sel.
3. Kombinasi antara auxin dan sitokinin akan memacu pertumbuhan kalus. 4. Sitokinin terutama bekerja pada proses cytokinesis (proses pembelahan sel) pada berbagai organ tanaman, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman..
5. Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
6. Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin

Giberelin atau asam giberelat (GA),

merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas). Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah. Penggunaan giberilin dalam membantu morfogenesis.
Pengaruh positif giberelin ditemukan dalam kultur bit gula, dimana GA3 merangsang pembentukan pucuk dari potongan inflorescence Pertumbuhan pucuk juga baik bila 0.10-0.10 mg/l GA3 dikombinasikan dengan 0.5-5.0 mg/l kinetin. Berat molekul GA3 346.38.Giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel..
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah
4. Berperan pada pemanjangan sel.
Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :
A. Peningkatan kadar auxin :
- giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar auxin meningkat.
- giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak Auxin.
B. giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akanmenghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi masuk ke sel sehingga sel memanjang.
5. Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. .
Hormon ABA (Asam absisat)Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B –kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut. ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat. Reaksi awal ABA sama dengan reaksi isoprenoid seperti gibberelin sterol dan karotenoid. Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.

MEKANISME SEDERHANA PENGARUH HORMON/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF

Secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auxin, giberelin dan Sitokin yang diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja Auxin, giberelin dan Sitokinin pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana.
Pemberian Auxin eksogen akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan kandungan Auxin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.
Dengan penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auxin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi.
Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar. Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan berpengaruh terhadap :
1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara
2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3. Ditambah dengan penambahan unsur – unsur hara yang akan mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara. Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman (umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik) dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau tahunan.
Keterangan :
- Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk dilewati suatu senyawa
(biasanya bentuknya cairan )
- C/N : Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakin
besar perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan generatif tanaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar