IMPIAN ADALAH AWAL DARI SEBUAH CITA CITA........
DENGAN DO'A, KETEKUNAN, KERJA KERAS, & PANTANG MENYERAH...........
AKAN KURENGKUH IMPIAN ITU MENJADI SEBUAH CITA CITA YANG BERBUAH KENYATAAN...............
PERTANIAN ORGANIK.........

ORGANIK IS MY LIVE

ORGANIK IS MY LIVE

Sabtu, 09 Januari 2010

ANALISIS KEGIATAN WARUNG TANI MANDIRI DI KAB BLORA

Melihat dan menimbang fakta di lapangan bahwa masyarakat pertanian selalu terkotak dalam masyarakat dengan strata ekonomi bawah. Perlu dikembangkan sistem yang bisa memacu masyarakat petani untuk membentuk, menciptakan, dan mengembangkan profesi bidang pertanian sebagai lahan yang dapat menopang hidup masyarakat petani.
Wacana itu harus mengedepankan petani sebagai subyek investasi di bidang pertanian dan bukan semata-mata sebagai obyek pemilik modal dan pengusaha, sehingga petani hanya dijadikan pasar dari produk-produk investasi pertanian yang notabene dikuasai dan dimonopoli oleh pengusaha besar.
Pada tahap awal perlu dibentuk solidaritas dan kebersamaan diantara para petani untuk membentuk dan mengembangkan investasi dan tehnologi pertanian.
Bahwa sebenarnya biaya investasi bidang pertanian tidaklah sebesar dan semahal seperti yang diperkirakan.
Untuk menggapai suatu bentuk investasi mandiri dibutuhkan suatu wadah seperti “WARUNG TANI MANDIRI”, ini dibutuhkan untuk berbagi pengalaman dan ilmu, serta mengembangkannya secara bersama-sama.

A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memberikan wadah bagi para petani untuk berkumpul dan berkomunikasi membahas perkembangan dan pengembangan tehnologi pertanian.
2. Membentuk unit usaha mandiri yang memproduksi barang-barang yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan lahan pertanian, seperti pupuk, insectisida, dan lain-lain.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga pertanian yang mempunyai pendapatan minimal.
4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap produk-produk pupuk kimia yang jelas-jelas dapat merusak lahan petanian.
5. Pada tahap akhir wadah ini bisa mengangkat harkat dan martabat para petani karena monopoli industri pertanian dibuat dan diciptakan petani sendiri.

B. KONSEP
WARUNG TANI MANDIRI bukanlah unit usaha profit murni, tetapi merupakan perkumpulan di antara para petani yang mempunyai tujuan sama yaitu mengembangkan ekonomi hidup dan tehnologi di bidang pertanian.
Untuk menjaga efisiensi dan efetivitas sebaiknya per kelompok dibatasi maksimal 40 petani saja.
Jadi dalam satu desa atau kelurahan bisa terbentuk beberapa kelompok Warung Tani Mandiri.
Dalam satu kelompok ditunjuk pengurus harian yang terdiri dari : satu ketua yang menkoordinasikan semua aktivitas baik perkumpulan maupun unit usaha, satu sekertaris yang bertugas membantu segala kebutuhan administrasi kelompok, bendahara yang mengurusi keuangan dan administrasi keuangan kelompok.

C. TARGET YANG AKAN DICAPAI
1. JANGKA PENDEK
Membuat dan memproduksi pupuk cair organik untuk kepentingan anggota kelompok.
Dengan penggunaan pupuk organik cair, diharapkan selain untuk meningkatkan hasil dan kualitas panen, juga memperbaiki dan membangun struktur tanah yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia sintetis secara terus-menerus.
Meskipun diproduksi sendiri oleh masing-masing kelompok, diharapkan anggota kelompok untuk membeli produk sendiri sehingga akan memberikan keuntungan kepada kelompoknya, diharapkan keuntungan/laba dapat digunakan untuk modal pencapaian tujuan jangka panjang.
Tetapi harus diingat bahwa harga jual kepada anggota kelompok haruslah tetap dibuat semurah mungkin dan dapat dijangkau oleh semua anggota kelompok. Karena usaha ini tidaklah semata-mata untuk mencari keuntungan belaka, tetapi juga untuk meringankan beban produksi dalam mengolah lahan pertanian.
Dengan keadaan seperti sekarang ini dimana pupuk kimia semakin sulit diperoleh dan harganya melambung tinggi. Diharapkan dengan adanya pupuk organik cair ini akan mengurangi ketergantungan masyarakat petani terhadap pupuk kimia. Karena dengan pupuk organik cair, ketergantungan petani terhadap pemakaian pupuk kimia dapat dihilangkan karena dengan pemakaian system organik kualitas hasil panen yang akan dicapai lebih bagus, disamping manfaat adanya perbaikan struktur tanah.

2. JANGKA PANJANG
Hasil keuntungan kelompok dalam jangka panjang dapat dialihkan untuk usaha peternakan sapi, kelinci, atau jenis usaha lain.
Setelah penanaman secara organik selama 2 - 3 tahun, diharapkan di tahun-tahun berikutnya mulai diterapkan sistem pertanian organik, dengan perluasan wilayah pertanian yang maksimal.
Tujuan jangka panjang ini harus dicapai karena apapun alasannya sistem pertanian organik mempunyai banyak kelebihan. Disamping terbentuk stabilitas hasil panen, harga jual hasil juga lebih mahal, karena hasil panen dari segi kuantitas dan kualitasnya lebih baik.
Setelah muncul sentra-sentra pertanian organik, dalam kelompok-kelompok WARUNG TANI MANDIRI secara otomatis akan mengembangkan hasil produksi baru seperti insectisida organik, pestisida organik, dan lain-lain.
Serta modal untuk memproduksi hal tersebut diatas sudah dipersiapkan secara mandiri dari hasil laba penjualan pupuk organik cair.

D. KONSEP PUPUK ORGANIK CAIR
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan oleh masing-masing kelompok dan dijual kepada masing-masing anggota kelompok atau kepada petani lain dengan harga terjangkau.
Atas dasar keprihatinan kita terhadap kerusakan lahan pertanian karena pemakaian pupuk kimia secara berlebihan yang meninggalkan residu logam yang membuat efek negatif di bidang pertanian, seperti :
- Kerusakan tekstur tanah dan ketidakseimbangan pH tanah.
- Munculnya hama tanaman baru akibat mutasi hama tanaman baik munculnya mutasi insect jenis baru maupun mutasi bakteri jenis baru ( sundep ) yang dapat merusak bahkan menghancurkan hasil panen.
Diharapkan dengan metode pertanian organik hal itu dapat dihindari.
1. Pupuk organik cair yang akan diproduksi sangat berbeda dengan pupuk organik lain, pada produk-produk yang sudah beredar di pasaran, rata-rata harganya sangat mahal, sehingga jika petani hendak menerapkan sistem pertanian organik menyebabkan biaya pengolahan yang sangat mahal pula.
2. Produk-produk yang sudah beredar di pasaran pada umumnya setiap produk hanya mempunyai satu fungsi pada sistem pertanian, bisa hanya mengandung mikrobiologi saja, sebagai fertilizer saja maupun sebagai stabilizer saja tanpa ada kandungan zat perangsang tumbuh maupun unsur haranya.
Bahkan apabila ada, diberi zat perangsang tumbuh dan hara yang berasal dari bahan kimia sintetis dan mikrobilogi yang digunakan juga tidak diketahui jenisnya, sehingga manfaat yang diperoleh tidak maksimal.
3. Pupuk organik cair yang akan diproduksi menggunakan mikrobiologi EM 4 yang sudah terbukti kualitasnya karena selain sebagai penghancur yang bisa melapukkan bahan padat, EM juga berfungsi sebagai pengurai sekaligus pengikat zat-zat kimia organik yang akan digunakan.
4. Pupuk organik cair akan diproduksi sedemikian rupa supaya mempunyai fungsi ganda sebagai pabrik pupuk di dalam tanah, karena dalam satu paket produksi sudah tersedia EM sebagai mesin pelapuk, pengurai dan pengikat hara tanah sehingga fungsi pupuk sebagai fertilizer akan terbentuk secara maksimal. Mikrobiologi secara berkala akan mengikis residu logam yang ditingalkan oleh pemakaian pupuk kimia sintetis sehingga secara berkala struktur dan pH tanah akan membaik atau terbentuk struktur tanah yang sempurna dan pH normal.
5. Dengan adanya tambahan zat perangsang tumbuh dan unsur hara, fungsi stabilizer akan bekerja dengan sempurna karena secara alamiah akan terbentuk pabrik pupuk di dalam tanah yang akan membuat kesuburan tanah menjadi normal dan abadi.
6. Terbentuknya pabrik pupuk di dalam tanah maka secara otomatis pemakaian pupuk kimia sintetis bisa dihemat pemakaiannya sampai 60%.

E. ANALISA USAHA
 PEMBUATAN 200 LITER PUPUK CAIR ORGANIK
Produksi I :
• Modal produksi :
a. 10 lt EM @ Rp.10.000 Rp. 100.000,-
b. 10 lt Zat perangsang tumbuh@ Rp.60.000 Rp. 600.000,-
c. 40 lt Urine kelinci @ Rp. 4.000 Rp. 160.000,-
d. 20 lt Molase @ Rp. 6.000 Rp. 120.000,-
e. 120 lt Air kelapa Rp. 60.000,-
Rp.1.040.000,-
• Modal tetap :
a. 2 tong plastik kapasitas 100 lt@ Rp. 150.000 Rp. 300.000,-
b. 10 derigen 20 lt @ Rp. 35.000,- Rp. 350.000,-
Rp. 650.000,-

Rp.1.690.000,-
Biaya produksi : Rp. 1.040.000,- = Rp. 5.200,-/liter
200 lt

Dari modal produksi Rp. 5.200/liter apabila dijual kepada anggota kelompok Rp. 10.000,- atau seharga yang telah disepakati, maka kelompok akan mempunyai laba usaha dan harga
tersebut diatas jauh dibawah harga pupuk sejenis di pasaran yang berkisar antara Rp. 25.000,- sampai Rp 80.000,-.
Dari hasil laba usaha bisa dikembangkan untuk usaha-usaha lain yang masih berkaitan dengan bidang pertanian.
Pada tahap pengembangan produksi pupuk cair organik bisa dijual kepada pihak lain yang bukan anggota kelompok.
Harga yang ditetapkan harus diatas harga anggota kelompok, sebagai contoh apabila pada anggota kelompok dijual Rp. 10.000,-, maka diluar anggota kelompok harga yang dipatok Rp. 15.000,-.
Sistem ini harus dibentuk supaya jumlah produksi pupuk organik meningkat secara maksimal. Karena secara tidak langsung setiap anggota kelompok menjadi sales marketing bagi WARUNG TANI MANDIRI dan mereka juga mendapat tambahan penghasilan dari selisih harga jual sebesar Rp. 5.000,- per liter.
Diharapkan dengan sistem seperti ini selain akan memperkuat WARUNG TANI MANDIRI, masing-masing anggota kelompok akan memperoleh pendapatan tambahan dari hasil menjual pupuk organik cair.
 PEMBUATAN INSECTISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola lahan 10 ha, setiap kelompok membutuhkan insectisida :
- Per ha dibutuhkan 2 lt insectisida organik.
- dalam satu kelompok membutuhkan insectisida organik 2 lt x 10 ha : 20 lt.
Modal Produksi / kelompok :
- Formula : 2 lt @Rp60.000,- Rp 120.000,.
- Alkohol 70% : 18 lt @Rp10.000,- Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Harga Rp 300.000 diperoleh insectisida organik 20lt
Beaya produksi per liter : Rp 300.000 : 20 lt : Rp 15.000,-
Harga pasaran untuk insectisida 0rganik per 200ml di pasaran : Rp 25.000,-
Harga jual, untuk anggota kelompok dipatok Rp 20.000,- /liter, sehingga kelompok akan memperoleh laba kotor Rp 5.000,- / liter.
Harga jual diluar kelompok dipatok Rp 30.000,- / liter, sehingga anggota kelompok akan memperoleh laba Rp 10.000,- / liter.
 PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola 10 ha lahan, setiap kelompok membutuhkan pestisida :
- Per ha dibutuhkan 2 lt pestisida organik.
- Dalam satu kelompok membutuhkan pestisida : 2 lt x 10 ha : 20 lt.
Modal produksi per kelompok :
- Formula : 2lt @Rp 60.000,- = Rp 120.000,-
- Alkohol : 18 lt @Rp 10.000.- = Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Beaya produksi per lt : Rp 15.000,-
Harga jual per lt pada anggota kelompok dipatok Rp 20.000,- sehingga kelompok mempunyai laba Rp 5.000,-/lt.
Harga jual per lt pada luar kelompok dipatok Rp 30.000,-. Sehingga anggota kelompok bisa memperoleh laba Rp 10.000,-
 PEMBUATAN BAKTERISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola 10 ha lahan, setiap kelompok membutuhkan bakterisida :
- Per ha dibutuhkan 5 lt bakterisida organik.
- Dalam satu kelompok membutuhkan bakterisida : 2lt x 10 ha : 20 lt.
Modal produksi per kelompok :
- Formula : 2lt @Rp 60.000,- = Rp 120.000,-
- Alkohol : 18 lt @Rp 10.000.- = Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Beaya produksi per lt : Rp 15.000,-
Harga jual per lt pada anggota kelompok dipatok : Rp 20.000,- sehingga kelompok mempunyai laba Rp 5.000,-/lt.
Harga jual per lt pada luar kelompok dipatok Rp 30.000,-. Sehingga anggota kelompok bisa memperoleh laba Rp 10.000,-

F. KEBUTUHAN MODAL PER KELOMPOK DAN SEMUA KELOMPOK BINAAN YANG SUDAH BERJALAN.
 Satu kelompok dibatasi maksimal 40 anggota
 Per anggota diasumsikan mengelola lahan 2500 m2 , jadi total pengelolaan lahan per kelompok 40 x 2500= 10 ha.
 Kebutuhan pupuk cair per ha 16 lt pupuk cair organik
 Kebutuhan pupuk per kelompok 16 lt x 10 ha = 160 lt pupuk organik cair.
 Jumlah kelompok yang sudah terbentuk saat ini 213 kelompok dengan jumlah anggota sekitar 8400 orang
 Asumsi kebutuhan modal saat ini
Jumlah Kelompok = 213
PUPUK ORGANIK CAIR
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 1.690.000,-
- Total kebutuhan modal 213 x Rp 1.690.000,- = Rp.361.070.000,-
INSECTISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
PESTISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
BAKTERISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
TOTAL KEBUTUHAN MODAL :
- Rp 2.590.000,- x 213 kelompok = Rp 552.770.000,-

G. JUMLAH KELOMPOK YANG DIHARAPKAN
TAHAP I
 Pembentukan kelompok sudah dimulai pada pertengahan 2008.
 Pada saat ini sudah terbentuk 213 kelompok dengan anggota 9012 anggota, dan 340 kelompok baru yang siap untuk dibina.
 Pembiayaan untuk memproduksi POC Rp 552.770.000,-
 Sumber pembiayaan diharapkan bersumber dari Instansi terkait, sponsor, atau yang lainnya.
 Sumber dana dari investor tidak kami terima, dengan alasan bahwa kami ingin membentuk monopoli investasi adalahhak para petani itu sendiri, dan bukan hak investor.
TAHAP II
 Dalam satu kabupaten terdapat 295 Desa/ Kelurahan
 Dalam satu Desa/ Kelurahan diharapkan terbentuk minimal 5 kelompok, yang merupakan kelompok awal/ embrio dalam pengembangan kelompok-kelompok berikutnya..
 Sehingga target yang diharapkan tercapai dalam tahapan ini terbentuk 1475 kelompok demgan jumlah anggota 59.000 orang.
 Perkiraan Total kebutuhan biaya untuk membentuk dan membangun sistem untuk jangka panjang 1475 x Rp. 2.590.000 (kebutuhan biaya satu kelompok) = Rp. 3.820.250.000,-
 Perhitungan ini diharapkan untuk pencapaian dan pengembangan dari modal awal senilai Rp 552.770.000,- seperti yang dirinci diatas.
 Untuk membentuk 1475 kelompok dengan modal awal Rp 552.770.000,-. Dibutuhkan waktu selama 2 tahun, yaitu pada periode akhir tahun 2012.
TAHAP III
 Pencapaian target 10 kelompok dalam satu desa, sehingga dalam tahapan ini diharapkan terbentuk 2950 kelompok dengan jumlah anggota 118.000 orang.
 Perkiraan kebutuhan beaya 2950 x 2.590.000,- = Rp 7.640.500.000,-
 Kebutuhan waktu untuk tahap ini 2 tahun yaitu sampai pada akhir tahun 2014.

Harapan, perencanaan seperti yang diuraikan seperti diatas bukanlah hal yang mustahil, karena modal awal hanya dipinjamkan ke masing masing kelompok dengan jangka waktu 2 kali produksi POC, dengan asumsi :
 Mengingat bahwa Kabupaten Blora tergolong alam wilayah pertanian tadah hujan, maka dianggap petani hanya menggarap lahan 2 kali selama musim penghujan.
 Periode waktu pinjaman dana adalah 6 bulan dengan penyesuain jadwal produksi POC dibulan Juli – Agustus untuk awal musim tanam dan bulan Pebrari – Maret untuk akhir musim tanam.
 Satu kali periode produksi bisa dua kali pembuatan POC, karena proses pembuatan POC hanya membutuhkan waktu 2 minggu.

H. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Tahap I
Pembentukan dan pengenalan sistem pertanian.
Dalam tahap ini pekerjaan sudah mulai dikerjakan dari bulan Oktober 2008 dan sudah terbentuk 213 kelompok yang sudah mantap dan yakin untuk bertani secara organik murni. Sampai saat ini sudah terbentuk 34 demplot untuk uji coba dan hasilnya sangat memuaskan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari situ mulai muncul harapan baru dan keyakinan baru bahwa system pertanian organik dapat diandalkan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki taraf hidup petani. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kelompok kelompok baru yang mengharapkan untuk dibina. Sampai saat ini yang sudah masuk daftar kami sudah ada 340 kelompok baru yang siap untuk masuk sebagai anggota dalam kegiatan WARUNG TANI MANDIRI.
Untuk tahapan ini ada 213 kelompok yang sudah melaksanakannya, dan 340 kelompok siap untuk memulainya.
 Tahap II
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair, pestisida organik, insectisida organik, dan bakterisida organik.
Tahapan ini baru akan dimulai dengan grup pertama dari 213 kelompok yang sudah membuat demplot.
Kami masih kesulitan untuk memulainya, sehubungan dengan keterbatasan dana Warung Tani Mandiri.
 Tahap III
Pelatihan untuk pengembangan kelompok, seperti pembuatan pupuk organik padat (granul), bidang peternakan, perikanan, maupun peningkatan kapasitas lainnya seperti bidang kerajinan dll.
Untuk pengembangan pada tahapan ini kami serahkan kepada masing masing kelompok untuk meneruskan, tetapi masih dalam bimbingan, pengawasan dan binaan kami.
Karena dalam tahapan ini tujuan pokoknya adalah meninggkatkan kesejahteraan petani, jadi arah pengembangannya tergantung dari kondisi dan keadaan di masing masing wilayah dimana kelompok itu berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar