IMPIAN ADALAH AWAL DARI SEBUAH CITA CITA........
DENGAN DO'A, KETEKUNAN, KERJA KERAS, & PANTANG MENYERAH...........
AKAN KURENGKUH IMPIAN ITU MENJADI SEBUAH CITA CITA YANG BERBUAH KENYATAAN...............
PERTANIAN ORGANIK.........

ORGANIK IS MY LIVE

ORGANIK IS MY LIVE

Sabtu, 27 Februari 2010

PEMBUATAN KOMPOS SKALA KECIL & SEDERHANA

Pembuatan Kompos Yang Sederhana dan Praktis
Metoda pembuatan kompos yang akan dijabarkan disini adalah metoda pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah, yaitu metoda Windrow. Metoda windrow ini dalam pelaksanaannya mengadopsi konsep yang dikembangkan oleh Departemen of Agriculture & Biological Engineering, New York State College of Agriculture and Life Sciences, Cornell University, Amerika Serikat, dikombinasikan dengan metoda pembuatan kompos dari Jepang (Bokashi), dengan mempergunakan aktivator EM-4.
Dalam pelaksanaan pembuatannya, telah dilakukan beberapa penyesuaian dan perubahan yang disesuaikan dengan keadaan setempat di beberapa lokasi pengolahan (di Indonesia).
Penyiapan Bahan
1. Bahan Hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak mengandung Nitrogen (N) tinggi, diantaranya Kotoran Ternak (sapi, kerbau, ayam, kambing atau babi), daun kacang-kacangan, daun jagung, limbah pertanian segar, potongan rumput segar dan lain-lain.
2. Bahan Coklatan, bahan yang berwarna coklat biasanya banyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya Jerami padi, serbuk gergaji, coco peat, dedak, sekam, potongan kayu, potongan kertas, dan lain-lain.
3. Bahan lain, Limbah Rumah Tangga, Abu dapur.
Untuk bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang seperti jerami, batang jagung, belukar, agar bahan kompos mudah terdekomposisi, maka bahan sebaiknya harus dihaluskan dengan cara dicincang dengan ukuran 4 – 10 cm.
Penyiapan Alat
Alat-alat yang diperlukan antara lain :
1. Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan.
2. Sekop,
3. Cangkul garpu
4. Gembor/embrat
5. Drum air
6. Ember
7. Lembaran plastik penutup
8. Termometer
9. Alat timbang
Penyusunan Bahan Baku
1. Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku. Sebaiknya bahan yang mangandung karbon tinggi terlebih dahulu disimpan paling bawah sebagai alas. Misalnya Jerami, serbuk gegaji, sekam atau coco peat.
2. Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran ternak seperti kotoran sapi, kambing, ayam
Susunan bahan baku yang biasa dilakukan adalah:
• Jerami (paling bawah)
• Kotoran Sapi
• Serbuk gergaji
• Kotoran Kambing
• Kotoran ayam, dll
Proses penyusunan bahan kompos ini dapat dilakukan sampai ketinggian 1 m.
Mencampur Kompos
Setelah bahan disusun lengkap, kemudian setahap demi setahap bahan dicampur sampai rata, sambil dilhat kelembabannya, apabila kurang lembab, tambahkan air, sambil ditambahkan bahan aktivator atau fermentor.
Setelah bahan dicampur rata dengan kelembaban yang cukup dan lengkap dengan penambahan fermentornya, lalu ditumpuk kembali seperti semula, sampai ketinggian 1 m, membentuk bedengan memanjang. Lebar antara 2 s/d 5 m dan panjang bisa sampai 50 m. Tumpukan kompos kemudian ditutup terpal plastik, supaya jangan kena sinar matahari langsung atau kehujanan. Pada waktu menutup perhatikan supaya tetap ada jalan untuk sirkulasi udara.
Mengukur Temperatur
Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari pada beberapa titik kemudian dicatat. Hasil pemetaan pengukuran dapat memberikan indikasi tentang proses pembuatan kompos, apakah pencampuran sudah baik dan benar, apakah komposisi seimbang, apakah kelembaban memadai dan seterusnya.

Setelah secara berkala dilakukan pengukuran, hasil pengukuran dapat dicatatkan pada tabel dibawah ini untuk memudahkan analisa dan pengembangan lebih lanjut.

Membalik Kompos
Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9, 14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka pada saat membalik harus sambil dilakukan pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau campuran atau siklus oksigennya baik.
Lakukan pengamatan temperatur pada hari berikutnya, petakan, kemudian amati. Apabila masih ada yang kurang rata, lakukan seperti tindakan di atas. Apabila tindakan dilakukan dengan benar, maka pada pembalikan berikutnya perbedaan temperatur sangat kecil dan relatif rata.
Pembalikan kompos selain dengan mempergunakan peta temperatur, juga harus dilakukan dengan cara :
1. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan di atas ke bawah
2. Membalik, mencampur dan minyimpan tumpukan tengah ke luar, kiri kanan
3. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan samping, kiri dan kanan ke tengah
4. Membalik, mencampur dan menyusun tumpukan tengah bawah ke atas
Apabila proses pembalikkan kompos sudah 4 kali, amati perubahan warna, aroma dan temperatur.
Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian aroma kompos menyerupai aroma tanah, maka proses komposting sudah selesai. Tinggal menunggu penurunan temperatur.
Penyaringan
Setelah proses pengomposan selesai, kemdian dilakukan stabilisasi temperatur, maka tahap berikutnya adalah dilakukan penyringan untuk memperoleh ukuran yng seragam dan penampilannya menjadi lebih baik. Disamping itu apabila telah diayak, maka pada waktu penerapan di lapangan akan jauh lebih mudah

Sabtu, 23 Januari 2010

POC WARUNG TANI MANDIRI

I. URINE KELINCI

Kandungan :
Di dalam pupuk tersebut, terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.
Kandungan unsur-unsur dalam feses dan urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.
Jenis ternak Unsur Hara
N (%) P (%) K (%) H2O (%)
Kuda (padat) 0,55 0,30 0,40 75
Kerbau (padat) 0,60 0,30 0,34 85
Sapi (padat) 0,40 0,20 0,10 85
Domba (padat) 0,75 0,50 0,45 60
Babi (padat) 0,90 0,35 0,40 80
Ayam 0,40 0,10 0,45 97
Kelinci muda* 1,6-2,0 0,43-1,3 0,4-1,0 44,7-32,5
Kelinci dewasa**2,72 1,1 0,5 55,3

Pupuk cair organik yang dihasilkan dari urine kelinci memiliki kandungan unsur hara paling bagus. Kelinci dewasa memiliki kandungan N 2,72 persen, kandungan P 1,1 persen, kandungan K 0,5 persen, dan kandungan H2O 55,3 persen. Lebih istimewanya , dalam urine kelinci memiliki kandungan zat asam amino esensial, urine juga mengandung delapan unsur mikro lain, seperti Ca, Mg, K, Na, Cu, Zn, Mn, dan Fe. Pupuk ini lebih bagus dari pada pupuk kimia karena mengandung banyak unsur mikro.

II. AIR KELAPA

Kandungan:

Komposisi Konsentrasi

Folate Acid 0,003 mg/l
Nicotinate Acid 0,64 mg/l
Panthotenate Acid 0,52 mg/l
Biotin 0,02 mg/l
Pyridoxine Very little
Hyboflavine 0,01 mg/l
Tyamin Very little
Giberelat Acid Very little
Auxins Very little
1.3-difenilurea 5,8000 mg/l
M-inositol 0,01 mg/l
Silo-inositol 0,05 mg/l
Sorbitol 15 mg/l
C1 183 mg/100 gram
Cu 0,040 mg/100 gram
Fe 0,1 mg/100 gram
K 312 mg/100 gram
Mg 30 mg/100 gram
Na 105 mg/100 gram
P 37 mg/100 gram
S 15 mg/100 gram


Dilihat dari komposisi yang terkandung didalamnya, terutama adanya zat tumbuh, maka penambahan air kelapa dalam media kultur dapat membantu mendorong pertumbuhan. Air kelapa adalah salah satu bahah alami, didalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan giberelin sedikit sekali serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan. Penggunaan air kelapa sampai 250 ml/l dapat mempercepat perkecambahan biji. Munculnya plb lebih cepat pada perlakuan
kombinasi giberelin air kelapa yaitu pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dan giberelin 3 ppm + air kelapa 150 ml/l dengan rentang waktu 14-15 hari.
Pada perlakuan tunggal air kelapa munculnya daun lebih cepat pada konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 31-48 hari. Hal ini diduga pada konsentrasi tersebut rasio sitokinin lebih tinggi daripada auksin dan juga disebabkan karena plb yang muncul lebih cepat sehingga munculnya daun juga akan cepat.
Saat munculnya daun lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 31-33 hari, diduga karena hormon sebagai bahan dasar untuk pembentukan daun lebih tinggi sehingga akan mempercepat munculnya daun.
Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal giberelin konsentrasi 2 ppm dengan rentang waktu 49-58 hari setelah pengkulturan. Munculnya akar lebih cepat pada perlakuan ini ada hubungannya dengan saat munculnya daun yang cepat. Setelah daun terbentuk maka bagian radikula akan berdiferensiasi membentuk akar dengan bantuan hormon auksin yang disintesis oleh daun. Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal air kelapa konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 49-58 hari. Hal ini disebabkan karena dalam air kelapa disamping mengandung auksin dan giberelin juga mengandung zeatin yang merupakan kelompok sitokinin. Sitokinin mempunyai kemampuan dalam merangsang pembelahan sel dan diferensiasi terutama dalam hal pembentukan pucuk daun auksin merangsang pembentukan akar.
Pada kombinasi perlakuan giberelin dan air kelapa, munculnya akar lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 49-53 hari. Cepatnya akar yang terbentuk karena pada perlakuan ini plb dan daun yang terbentuk lebih cepat dari perlakuan lain sehingga mendorong untuk terbentuknya akar lebih cepat.

III. FORMULA

Kandungan :

Hara.
Kandungan unsur hara dalam formula antara lain adalah 1.96-5.30 (%)N, 0.16-1.59 (%) P dan 0.31-5.97 (%) K. Kandungan mikronya berupa 0.22-0.73 (%)Ca, 0.16-3.35 (%) Mg, 0.16-1.31 (%) S, 0.62-0.90 (%) Si, 0.04-0.59 (%)Na dan 0.04-0.59 (%)Cl.
Formula ini merupakan bahan dasar yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dan membantu dalam memperbaiki keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah. Keadaan fisik tanah yang diperbaiki antara lain stabilitas agregat, struktur, dan porositas tanah karena kerapatan massa tanah menjadi berkurang. Ditinjau dari segi kimia, dapat memperkaya unsur hara makro dan mikro dalam tanah. Sedangkan dari segi biologi tanah, dapat meningkatkan aktifitas mikrobia tanah dan menghambat pertumbuhan gulma. Juga dapat dijadikan filter (penyaring) air dari pencemaran logam berat. Selain itu, mampu menekan pengembang biakan nyamuk, terutama di air tenang dan tergenang.

N- aktif.

Fermentasi dari salah satu bahan yang dikandung mempunyai kadar N-Aktif yang mampu mengikat semua kandungan mineral kimia organik. Hal ini yang menjadikan POC dapat dengan mudah terserap oleh tanaman, dan tidak mudah terlarut oleh udara & dan air.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri. Proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium .
Organisme yang terkandung dalam POC mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme.
Nitrogenase mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan dengan analisis kristal tunggal dengan sinar ultra violet yang diperoleh dari penyinaran matahari.
Nitrogen organik diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organik dan senyawa N-kompleks lainnya.
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna).
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Proses alamiah yang di maksud adalah fiksasi atau penambahan N ke dalam tanah secara biologis Penambatan N dari udara pada tanah secara alamiah dihasilkan dari hasil fermentasi tanaman paku air, yaitu Azolla. Tumbuhan yang berasosiasi simbiotik dengan ganggang hijau biru (Anabaena azollae), misalnya, mampu menimbun 25 kg -30 kg N per hektar dalam 30 hari.
Bahan organik diperlukan sebagai sumber karbon yang merupakan “pakan” dan energi bagi metabolisme dan perkembangbiakan jasad renik penghuni tanah. Penambatan N biologis juga dapat mengoreksi minimnya kadar bahan organik sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah “memegang” air. Selain itu, bertambahnya kandungan bahan organik tanah juga meningkatkan aktivitas biologis jasad renik, proses pendauran, dan transformaasi unsur hara dalam tanah.


Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik komplek alami yang disintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada tiga golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin,giberilin, dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman. Penambahan auksin, giberilin, atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan trigerring factor untuk proses-proses yang tumbuh dan morfogenesis.

Auksin ( IAA : asam indol- 3 asetat )

adalah zat hormon tumbuhan yang di temukan pada ujung batang , akar , dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan . Level auksin dalam eksplan, tergantung dari bagian tanaman yang diambil dan jenis tanamannya. Selain itu juga dipengaruhi oleh musim dan umur tanamannya. Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman. Dua mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya. IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar.
Kadar IAA pada embrio, endosperma, dan integumen benih Sechium edule (labu Siam) pada umur 23, 27, 33, dan 37 hari setelah anthesis adalah sebagai berikut: 1) jumlah IAA pada embrio pada umur tersebut berturut-turut 1.67%, 2.08%, 3.40 % dan 3.29 %, 2) Jumlah IAA pada endosperma berturut-turut 20.45%, 25.72%, 30,40%, dan 52.22% dari total IAA,
3) Jumlah IAA pada integumen adalah 8.44%, 9.32%, 8.76% dan 8.04%,
4) Jumlah IAA total ( IAA terikat maupun IAA bebas) cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kemasakan benih labu siam.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara :
1. Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
2. Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul RNA.
3. Memacu terjadinya dominansi apikal.
4. Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.
Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman.Auxin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auxin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara sederhana adalah bahwa auxin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.
6. Pembentukkan akar.Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik
7. Pembungaan dan pembuahan. Auxin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
8. Mendorong Partenokarpi. Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan .
9. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
10. Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.

Sitokinin,

hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. Sitokinin alami terdapat pada air kelapa. Golongan sitokinin adalah turunan dari adenine. Golongan ini sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Fungsi sitokinin terhadap tanaman antara lain adalah:
1. Memacu terbentuknya organogenesis ( penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet ) dan morfogenesis ( pembentukkan tunas-tunas baru ). 2. Memacu terjadinya pembelahan sel.
3. Kombinasi antara auxin dan sitokinin akan memacu pertumbuhan kalus. 4. Sitokinin terutama bekerja pada proses cytokinesis (proses pembelahan sel) pada berbagai organ tanaman, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman..
5. Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
6. Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin

Giberelin atau asam giberelat (GA),

merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas). Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah. Penggunaan giberilin dalam membantu morfogenesis.
Pengaruh positif giberelin ditemukan dalam kultur bit gula, dimana GA3 merangsang pembentukan pucuk dari potongan inflorescence Pertumbuhan pucuk juga baik bila 0.10-0.10 mg/l GA3 dikombinasikan dengan 0.5-5.0 mg/l kinetin. Berat molekul GA3 346.38.Giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel..
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah
4. Berperan pada pemanjangan sel.
Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :
A. Peningkatan kadar auxin :
- giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar auxin meningkat.
- giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak Auxin.
B. giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akanmenghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi masuk ke sel sehingga sel memanjang.
5. Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. .
Hormon ABA (Asam absisat)Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B –kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut. ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat. Reaksi awal ABA sama dengan reaksi isoprenoid seperti gibberelin sterol dan karotenoid. Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.

MEKANISME SEDERHANA PENGARUH HORMON/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF

Secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auxin, giberelin dan Sitokin yang diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja Auxin, giberelin dan Sitokinin pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana.
Pemberian Auxin eksogen akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan kandungan Auxin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.
Dengan penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auxin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi.
Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar. Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan berpengaruh terhadap :
1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara
2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3. Ditambah dengan penambahan unsur – unsur hara yang akan mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara. Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman (umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik) dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau tahunan.
Keterangan :
- Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk dilewati suatu senyawa
(biasanya bentuknya cairan )
- C/N : Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakin
besar perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan generatif tanaman

Jumat, 15 Januari 2010

PEDOMAN BERAGRIKULTURE

GAP ( Good Agriculture Practise )
Penerapan cara bercocok tanam yang baik dan benar atau GAP ( Good Agriculture Practise ) dalam setiap tahapan proses produksi sangat diharapkan untuk memperoleh produk pertanian yang aman dan bermutu sesuai dengan standar kesehatan makanan HACCP. Karena dengan penerapan GAP akan menghilangkan resiko selama proses budidaya, menekan polusi lingkungan yang sangat berguna untuk mendukung para pelaku produksi dan pemasaran .

GAP mempunyai beberapa persyaratan yang harus diikuti dan harus dijalankan oleh produsen pertanian dalam setiap proses tahapannya untuk menghasilkan serta mengembangkan pertanian modern dengan produk yang bermutu dan aman sehingga para konsumen dapat menyantap setiap makanan dengan aman dan tenang.

Penggunaan GAP kini sudah menjadi trend internasional. Pada tahun 1997 usaha eceran di eropa mengusulkan dibentuknya Eurep GAP. Pada tahun 2000 secara resmi sistemnya telah terbentuk. Dan pada tahun 2003 Codex secara resmi menerima standar kesehatan untuk pengelolaan buah dan sayur segar. Dan ternyata mulai tahun 2005 usaha eceran di Masyarakat Ekonomi Eropa berpedoman pada Eurep GAP dengan tidak lagi membeli atau mengekspor hasil pertanian dari produsen yang belum bersertifikat dari Eurep GAP. Tahun 2004 kalangan pertanian, kehutanan dan perikanan Jepang tertarik dan mengikuti dengan membentuk jepang GAP ( JGAP). Mereka membuat sistem kerja yang terpadu untuk memproduksi buah dan sayur dan menekan segala resiko yang ditimbulkan.

Berikut adalah standar prosedur pemeriksaan dalam proses persiapan, produksi hingga produksi barang.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN DAN PROSES PRODUKSI
I. Hal-hal umum
1. Kondisi lahan pertanian dan lingkungan sekitar
- Apakah bisa di pastikan bahwa kondisi lingkungan sudah sesuai untuk
pembudidayaan.
- Apakah bisa dipastikan tidak ada benda-benda berbahaya yang dapat
menyebabkan
polusi dilingkungan sekitar.
- Apakah sudah dilakukan pemeriksaan dan penganalisaan sampel tanah serta
menyimpan data hasil analisa tersebut dengan baik.
- Apakah tanah yang akan dipakai tidak melebihi standar logam berat yang diijinkan untuk pembuidayaan sayuran organik.
- Apakah ada tindakan pencegahan seperti pagar hidup dan jarak lokasi
- Apakah tanah yang sudah diistirahatkan selama 2 tahun (bera) sebelum diadakan tes organik.

2. Penanganan sumber air
- Apakah air yang digunakan sudah jelas darimana sumbernya (air bawah tanah, selokan, saluran air, dsb)
- Apakah air yang digunakan tidak melebihi standar kadar logam yang diijinkan untuk pengairan organik.
- Apakah sudah memeriksa dan menganalisi sampel air dan menyimpan data analisi tersebut dengan baik.
- Apakah fasilitas pensuplai air yang digunakan berjalan dengan nornal. Dan apakah ada perbaikan secara berkala.
3. Penanganan bahan yang tidak terpakai
- Apakah sudah melakukan pemilahan sesuai dengan golongannya, pemeliharaan dan daur ulang di lokasi yang sama dan apakah setelah daur ulang telah dilakukan pemeliharaan dan pembersihan lokasi.
4. Petugas pelaksana dan penyimpanan data.
- Untuk melaksanakan penanganan pengelolaan kesehatan, apakah petugas sudah mengikuti studi dan pelatihan. Dan apakah menerapkan hasil pembelajaran itu dalam tugasnya.
- Apakah sudah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk penyimpanan data dan informasi
II. Penanganan Pengolahan Tanah, Penyemaian, Pemeliharaan Bibit pembudidayaan.
1.Peralatan pemeliharaan bibit.
- Apakah telah dilakukan penataan, pembenahan dan pembersihan pada peralatan pemeliharaan bibit. Pemeriksaan ulang pada peralatan dan perkakas.
- Apakah sudah dilakukan pemilahan sesuai dengan golongannya, pemeliharaan dan daur ulang pada material yang tidak terpakai di tempat yang sama. Dan apakah telah dilakukan pembersihan pada lokasi tersebut.
- Apakah ada tanda-tanda adanya hewan kecil atau serangga yang muncul, menyerang atau pernah ada disana.
2. Biji
- Apakah sertifikat (surat keterangan ) dan nota pembelian biji telah disimpan dengan baik dan benar.
3. Media tanam untuk pembibitan
- Apakah material yang digunakan sudah benar-benar jelas ( nama material, kandungannya, dll ). Apakah nota pembelian material tersebut telah disimpan dengan baik dan benar.
- Apakah telah dilakukan penggolongan pada material yang berbeda, dan apakah telah dilakukan penataan, pembenahan dan pembersihan.
4. Air
- Apakah fasilitas pensuplai air berjalan dengan normal, dan apakah telah dilakukan perbaikan secara berkala.
5. Material untuk menambah kesuburan tanah, pupuk organik dan pupuk alami.
- Apakah material yang digunakan telah benar-benar jelas (nama material, kandungannya, dll). Apakah nota pembelian material telah disimpan dengan baik.
- Apakah telah dilakukan pemilahan pada material yang berbeda, dan apakah telah dilakukan penataan, pembenahan dan pembersihan.
- Apakah ada pengelolaan data keluar masuk material dari gudang.
- Apakah sudah digunakan sesuai dengan peraturan dan tercatat untuk pupuk dan sarana produksi yang lain apakah petugas pelaksana telah mengikuti studi secara berkala.
6. Material pencegah hama penyakit dan rumput.
- Apakah bahan material pencegah hama penyakit dan rumput telah benar-benar jelas (nama material, kandungannya, dll). Apakah nota pembeliannya telah disimpan dengan baik.
- Apakah telah dilakukan pemilahan pada material pencegah hama penyakit dan rumput berbeda, dan apakah telah dilakukan penataan, pebenahan dan pembersihan.
- Apakah ada pengelolaan data keluar masuk gudang untuk material pencegah hama dan penyakit ini.
- Material pencegah hama penyakit dan rumput telah digunakan sesuai dengan peraturan dan tercatat. Apakah petugas pelaksana telah mengikuti studi secara berkala.
7. Peralatan dan bahan
- Apakah ada perbaikan secara berkala ntuk pembersihan pada peralatan dan mesin yang digunakan.
8. Material Penutup ( Plastik lembaran yang dibuat dari bahan oliestinera, polipropilena
dan olycarbonate )
- Apakah sudah menggunakan material penutup yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
- Material penutup yang sudah digunakan apakah telah dipindah dari lahan kemudian dibakar.
III. Panen.
1. Petugas Pelaksana
- Apakah sudah memastikan kondisi kesehatan petugas sebelum panen dimulai. Apakah kebiasaan kebersihan petugas sehari-hari sudah diperiksa.
2. Peralatan yang digunakan, mesin dan mobil pengangkut.
- Apakah telah dilakukan penataan, pembenahan dan pembersihan pada peralatan yang digunakan.
- Apakah telah dilakukan perbaikan secara berkala pada mesin-mesin dan mobil pengangkut.
- Apakah telah diupayakan menghindari adanya sisa tanah atau polusi pada wadah yang digunakan untuk panen dan peralatan lainnya.
- Apakah data mengenai hari panen, kuantitas, petugas pelaksana dan data lainnya telah dicatat dan disimpan dengan baik.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGELUARAN BARANG
1. Petugas pelaksana
- Sebelum melaksanakan tugasnya, apakah kondisi kesehatan petugas yang bersangkutan telah diperiksa.
- Pada kondisi yang apakah telah mencuci tangan dengan cara yang benar.
- Apakah minum dan merokok telah dibatasi pada area tertentu saja.
- Terhadap pengunjung apakah telah diperlakukan yang sama terhadap petugas, harus mematuhi tindakan yang sama.
- Apakah telah dilakukan pemeriksaan terhadap kebersihan sehari-hari.
- Untuk meningkatkan penanganan kesehatan, apakah telah dilakukan studi dan pelatihan secara berkala.
- Apakah telah dilakukan pembersihan dengan mencuci tangan dan mencuci peralatan secara keseluruhan serta menempatkannya sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu.
- Penanganan kebersihan peralatan apakah sudah dilaksanakan pada tempat yang tetap, dan telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Peralatan Pengemasan
- Apakah material pengemasan telah dikelola secara berkala, apakah label pada pengemasan telah sesuai dengan peraturan.
- Apakah telah dilakukan penataan, pembenahan dan pembersihan pada fasilitas pendingin.
- Apakah telah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan berkala pada fasilitas pendingin.
- Apakah setelah panen dilakukan penggolongan pada hari yang lain.
- Apakah telah dilakukan penggolongan, pemeliharaan dan daur ulang terhadap material pengemasan yang tidak terpakai. Dan apakah telah dilakukan pembersihan lokasi setelah daur ulang.
- Apakah ada tanda-tanda adanya hewan kecil atau serangga yang muncul, menyerang dan pernah ada dilokasi penataan dan pengemasan. Dan apakah telah dilakukan langkah-langkah pencegahannya atau penyelesaiannya.

Sabtu, 09 Januari 2010

ANALISIS KEGIATAN WARUNG TANI MANDIRI DI KAB BLORA

Melihat dan menimbang fakta di lapangan bahwa masyarakat pertanian selalu terkotak dalam masyarakat dengan strata ekonomi bawah. Perlu dikembangkan sistem yang bisa memacu masyarakat petani untuk membentuk, menciptakan, dan mengembangkan profesi bidang pertanian sebagai lahan yang dapat menopang hidup masyarakat petani.
Wacana itu harus mengedepankan petani sebagai subyek investasi di bidang pertanian dan bukan semata-mata sebagai obyek pemilik modal dan pengusaha, sehingga petani hanya dijadikan pasar dari produk-produk investasi pertanian yang notabene dikuasai dan dimonopoli oleh pengusaha besar.
Pada tahap awal perlu dibentuk solidaritas dan kebersamaan diantara para petani untuk membentuk dan mengembangkan investasi dan tehnologi pertanian.
Bahwa sebenarnya biaya investasi bidang pertanian tidaklah sebesar dan semahal seperti yang diperkirakan.
Untuk menggapai suatu bentuk investasi mandiri dibutuhkan suatu wadah seperti “WARUNG TANI MANDIRI”, ini dibutuhkan untuk berbagi pengalaman dan ilmu, serta mengembangkannya secara bersama-sama.

A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memberikan wadah bagi para petani untuk berkumpul dan berkomunikasi membahas perkembangan dan pengembangan tehnologi pertanian.
2. Membentuk unit usaha mandiri yang memproduksi barang-barang yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan lahan pertanian, seperti pupuk, insectisida, dan lain-lain.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga pertanian yang mempunyai pendapatan minimal.
4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap produk-produk pupuk kimia yang jelas-jelas dapat merusak lahan petanian.
5. Pada tahap akhir wadah ini bisa mengangkat harkat dan martabat para petani karena monopoli industri pertanian dibuat dan diciptakan petani sendiri.

B. KONSEP
WARUNG TANI MANDIRI bukanlah unit usaha profit murni, tetapi merupakan perkumpulan di antara para petani yang mempunyai tujuan sama yaitu mengembangkan ekonomi hidup dan tehnologi di bidang pertanian.
Untuk menjaga efisiensi dan efetivitas sebaiknya per kelompok dibatasi maksimal 40 petani saja.
Jadi dalam satu desa atau kelurahan bisa terbentuk beberapa kelompok Warung Tani Mandiri.
Dalam satu kelompok ditunjuk pengurus harian yang terdiri dari : satu ketua yang menkoordinasikan semua aktivitas baik perkumpulan maupun unit usaha, satu sekertaris yang bertugas membantu segala kebutuhan administrasi kelompok, bendahara yang mengurusi keuangan dan administrasi keuangan kelompok.

C. TARGET YANG AKAN DICAPAI
1. JANGKA PENDEK
Membuat dan memproduksi pupuk cair organik untuk kepentingan anggota kelompok.
Dengan penggunaan pupuk organik cair, diharapkan selain untuk meningkatkan hasil dan kualitas panen, juga memperbaiki dan membangun struktur tanah yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia sintetis secara terus-menerus.
Meskipun diproduksi sendiri oleh masing-masing kelompok, diharapkan anggota kelompok untuk membeli produk sendiri sehingga akan memberikan keuntungan kepada kelompoknya, diharapkan keuntungan/laba dapat digunakan untuk modal pencapaian tujuan jangka panjang.
Tetapi harus diingat bahwa harga jual kepada anggota kelompok haruslah tetap dibuat semurah mungkin dan dapat dijangkau oleh semua anggota kelompok. Karena usaha ini tidaklah semata-mata untuk mencari keuntungan belaka, tetapi juga untuk meringankan beban produksi dalam mengolah lahan pertanian.
Dengan keadaan seperti sekarang ini dimana pupuk kimia semakin sulit diperoleh dan harganya melambung tinggi. Diharapkan dengan adanya pupuk organik cair ini akan mengurangi ketergantungan masyarakat petani terhadap pupuk kimia. Karena dengan pupuk organik cair, ketergantungan petani terhadap pemakaian pupuk kimia dapat dihilangkan karena dengan pemakaian system organik kualitas hasil panen yang akan dicapai lebih bagus, disamping manfaat adanya perbaikan struktur tanah.

2. JANGKA PANJANG
Hasil keuntungan kelompok dalam jangka panjang dapat dialihkan untuk usaha peternakan sapi, kelinci, atau jenis usaha lain.
Setelah penanaman secara organik selama 2 - 3 tahun, diharapkan di tahun-tahun berikutnya mulai diterapkan sistem pertanian organik, dengan perluasan wilayah pertanian yang maksimal.
Tujuan jangka panjang ini harus dicapai karena apapun alasannya sistem pertanian organik mempunyai banyak kelebihan. Disamping terbentuk stabilitas hasil panen, harga jual hasil juga lebih mahal, karena hasil panen dari segi kuantitas dan kualitasnya lebih baik.
Setelah muncul sentra-sentra pertanian organik, dalam kelompok-kelompok WARUNG TANI MANDIRI secara otomatis akan mengembangkan hasil produksi baru seperti insectisida organik, pestisida organik, dan lain-lain.
Serta modal untuk memproduksi hal tersebut diatas sudah dipersiapkan secara mandiri dari hasil laba penjualan pupuk organik cair.

D. KONSEP PUPUK ORGANIK CAIR
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan oleh masing-masing kelompok dan dijual kepada masing-masing anggota kelompok atau kepada petani lain dengan harga terjangkau.
Atas dasar keprihatinan kita terhadap kerusakan lahan pertanian karena pemakaian pupuk kimia secara berlebihan yang meninggalkan residu logam yang membuat efek negatif di bidang pertanian, seperti :
- Kerusakan tekstur tanah dan ketidakseimbangan pH tanah.
- Munculnya hama tanaman baru akibat mutasi hama tanaman baik munculnya mutasi insect jenis baru maupun mutasi bakteri jenis baru ( sundep ) yang dapat merusak bahkan menghancurkan hasil panen.
Diharapkan dengan metode pertanian organik hal itu dapat dihindari.
1. Pupuk organik cair yang akan diproduksi sangat berbeda dengan pupuk organik lain, pada produk-produk yang sudah beredar di pasaran, rata-rata harganya sangat mahal, sehingga jika petani hendak menerapkan sistem pertanian organik menyebabkan biaya pengolahan yang sangat mahal pula.
2. Produk-produk yang sudah beredar di pasaran pada umumnya setiap produk hanya mempunyai satu fungsi pada sistem pertanian, bisa hanya mengandung mikrobiologi saja, sebagai fertilizer saja maupun sebagai stabilizer saja tanpa ada kandungan zat perangsang tumbuh maupun unsur haranya.
Bahkan apabila ada, diberi zat perangsang tumbuh dan hara yang berasal dari bahan kimia sintetis dan mikrobilogi yang digunakan juga tidak diketahui jenisnya, sehingga manfaat yang diperoleh tidak maksimal.
3. Pupuk organik cair yang akan diproduksi menggunakan mikrobiologi EM 4 yang sudah terbukti kualitasnya karena selain sebagai penghancur yang bisa melapukkan bahan padat, EM juga berfungsi sebagai pengurai sekaligus pengikat zat-zat kimia organik yang akan digunakan.
4. Pupuk organik cair akan diproduksi sedemikian rupa supaya mempunyai fungsi ganda sebagai pabrik pupuk di dalam tanah, karena dalam satu paket produksi sudah tersedia EM sebagai mesin pelapuk, pengurai dan pengikat hara tanah sehingga fungsi pupuk sebagai fertilizer akan terbentuk secara maksimal. Mikrobiologi secara berkala akan mengikis residu logam yang ditingalkan oleh pemakaian pupuk kimia sintetis sehingga secara berkala struktur dan pH tanah akan membaik atau terbentuk struktur tanah yang sempurna dan pH normal.
5. Dengan adanya tambahan zat perangsang tumbuh dan unsur hara, fungsi stabilizer akan bekerja dengan sempurna karena secara alamiah akan terbentuk pabrik pupuk di dalam tanah yang akan membuat kesuburan tanah menjadi normal dan abadi.
6. Terbentuknya pabrik pupuk di dalam tanah maka secara otomatis pemakaian pupuk kimia sintetis bisa dihemat pemakaiannya sampai 60%.

E. ANALISA USAHA
 PEMBUATAN 200 LITER PUPUK CAIR ORGANIK
Produksi I :
• Modal produksi :
a. 10 lt EM @ Rp.10.000 Rp. 100.000,-
b. 10 lt Zat perangsang tumbuh@ Rp.60.000 Rp. 600.000,-
c. 40 lt Urine kelinci @ Rp. 4.000 Rp. 160.000,-
d. 20 lt Molase @ Rp. 6.000 Rp. 120.000,-
e. 120 lt Air kelapa Rp. 60.000,-
Rp.1.040.000,-
• Modal tetap :
a. 2 tong plastik kapasitas 100 lt@ Rp. 150.000 Rp. 300.000,-
b. 10 derigen 20 lt @ Rp. 35.000,- Rp. 350.000,-
Rp. 650.000,-

Rp.1.690.000,-
Biaya produksi : Rp. 1.040.000,- = Rp. 5.200,-/liter
200 lt

Dari modal produksi Rp. 5.200/liter apabila dijual kepada anggota kelompok Rp. 10.000,- atau seharga yang telah disepakati, maka kelompok akan mempunyai laba usaha dan harga
tersebut diatas jauh dibawah harga pupuk sejenis di pasaran yang berkisar antara Rp. 25.000,- sampai Rp 80.000,-.
Dari hasil laba usaha bisa dikembangkan untuk usaha-usaha lain yang masih berkaitan dengan bidang pertanian.
Pada tahap pengembangan produksi pupuk cair organik bisa dijual kepada pihak lain yang bukan anggota kelompok.
Harga yang ditetapkan harus diatas harga anggota kelompok, sebagai contoh apabila pada anggota kelompok dijual Rp. 10.000,-, maka diluar anggota kelompok harga yang dipatok Rp. 15.000,-.
Sistem ini harus dibentuk supaya jumlah produksi pupuk organik meningkat secara maksimal. Karena secara tidak langsung setiap anggota kelompok menjadi sales marketing bagi WARUNG TANI MANDIRI dan mereka juga mendapat tambahan penghasilan dari selisih harga jual sebesar Rp. 5.000,- per liter.
Diharapkan dengan sistem seperti ini selain akan memperkuat WARUNG TANI MANDIRI, masing-masing anggota kelompok akan memperoleh pendapatan tambahan dari hasil menjual pupuk organik cair.
 PEMBUATAN INSECTISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola lahan 10 ha, setiap kelompok membutuhkan insectisida :
- Per ha dibutuhkan 2 lt insectisida organik.
- dalam satu kelompok membutuhkan insectisida organik 2 lt x 10 ha : 20 lt.
Modal Produksi / kelompok :
- Formula : 2 lt @Rp60.000,- Rp 120.000,.
- Alkohol 70% : 18 lt @Rp10.000,- Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Harga Rp 300.000 diperoleh insectisida organik 20lt
Beaya produksi per liter : Rp 300.000 : 20 lt : Rp 15.000,-
Harga pasaran untuk insectisida 0rganik per 200ml di pasaran : Rp 25.000,-
Harga jual, untuk anggota kelompok dipatok Rp 20.000,- /liter, sehingga kelompok akan memperoleh laba kotor Rp 5.000,- / liter.
Harga jual diluar kelompok dipatok Rp 30.000,- / liter, sehingga anggota kelompok akan memperoleh laba Rp 10.000,- / liter.
 PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola 10 ha lahan, setiap kelompok membutuhkan pestisida :
- Per ha dibutuhkan 2 lt pestisida organik.
- Dalam satu kelompok membutuhkan pestisida : 2 lt x 10 ha : 20 lt.
Modal produksi per kelompok :
- Formula : 2lt @Rp 60.000,- = Rp 120.000,-
- Alkohol : 18 lt @Rp 10.000.- = Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Beaya produksi per lt : Rp 15.000,-
Harga jual per lt pada anggota kelompok dipatok Rp 20.000,- sehingga kelompok mempunyai laba Rp 5.000,-/lt.
Harga jual per lt pada luar kelompok dipatok Rp 30.000,-. Sehingga anggota kelompok bisa memperoleh laba Rp 10.000,-
 PEMBUATAN BAKTERISIDA ORGANIK
BIAYA PRODUKSI
Dengan asumsi per kelompok mengelola 10 ha lahan, setiap kelompok membutuhkan bakterisida :
- Per ha dibutuhkan 5 lt bakterisida organik.
- Dalam satu kelompok membutuhkan bakterisida : 2lt x 10 ha : 20 lt.
Modal produksi per kelompok :
- Formula : 2lt @Rp 60.000,- = Rp 120.000,-
- Alkohol : 18 lt @Rp 10.000.- = Rp 180.000,-
Rp 300.000,-
Beaya produksi per lt : Rp 15.000,-
Harga jual per lt pada anggota kelompok dipatok : Rp 20.000,- sehingga kelompok mempunyai laba Rp 5.000,-/lt.
Harga jual per lt pada luar kelompok dipatok Rp 30.000,-. Sehingga anggota kelompok bisa memperoleh laba Rp 10.000,-

F. KEBUTUHAN MODAL PER KELOMPOK DAN SEMUA KELOMPOK BINAAN YANG SUDAH BERJALAN.
 Satu kelompok dibatasi maksimal 40 anggota
 Per anggota diasumsikan mengelola lahan 2500 m2 , jadi total pengelolaan lahan per kelompok 40 x 2500= 10 ha.
 Kebutuhan pupuk cair per ha 16 lt pupuk cair organik
 Kebutuhan pupuk per kelompok 16 lt x 10 ha = 160 lt pupuk organik cair.
 Jumlah kelompok yang sudah terbentuk saat ini 213 kelompok dengan jumlah anggota sekitar 8400 orang
 Asumsi kebutuhan modal saat ini
Jumlah Kelompok = 213
PUPUK ORGANIK CAIR
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 1.690.000,-
- Total kebutuhan modal 213 x Rp 1.690.000,- = Rp.361.070.000,-
INSECTISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
PESTISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
BAKTERISIDA ORGANIK
- Kebutuhan modal per kelompok = Rp 300.000,-
- Total Kebutuhan modal 213 x Rp 300.000,- = Rp 63.900.000,-
TOTAL KEBUTUHAN MODAL :
- Rp 2.590.000,- x 213 kelompok = Rp 552.770.000,-

G. JUMLAH KELOMPOK YANG DIHARAPKAN
TAHAP I
 Pembentukan kelompok sudah dimulai pada pertengahan 2008.
 Pada saat ini sudah terbentuk 213 kelompok dengan anggota 9012 anggota, dan 340 kelompok baru yang siap untuk dibina.
 Pembiayaan untuk memproduksi POC Rp 552.770.000,-
 Sumber pembiayaan diharapkan bersumber dari Instansi terkait, sponsor, atau yang lainnya.
 Sumber dana dari investor tidak kami terima, dengan alasan bahwa kami ingin membentuk monopoli investasi adalahhak para petani itu sendiri, dan bukan hak investor.
TAHAP II
 Dalam satu kabupaten terdapat 295 Desa/ Kelurahan
 Dalam satu Desa/ Kelurahan diharapkan terbentuk minimal 5 kelompok, yang merupakan kelompok awal/ embrio dalam pengembangan kelompok-kelompok berikutnya..
 Sehingga target yang diharapkan tercapai dalam tahapan ini terbentuk 1475 kelompok demgan jumlah anggota 59.000 orang.
 Perkiraan Total kebutuhan biaya untuk membentuk dan membangun sistem untuk jangka panjang 1475 x Rp. 2.590.000 (kebutuhan biaya satu kelompok) = Rp. 3.820.250.000,-
 Perhitungan ini diharapkan untuk pencapaian dan pengembangan dari modal awal senilai Rp 552.770.000,- seperti yang dirinci diatas.
 Untuk membentuk 1475 kelompok dengan modal awal Rp 552.770.000,-. Dibutuhkan waktu selama 2 tahun, yaitu pada periode akhir tahun 2012.
TAHAP III
 Pencapaian target 10 kelompok dalam satu desa, sehingga dalam tahapan ini diharapkan terbentuk 2950 kelompok dengan jumlah anggota 118.000 orang.
 Perkiraan kebutuhan beaya 2950 x 2.590.000,- = Rp 7.640.500.000,-
 Kebutuhan waktu untuk tahap ini 2 tahun yaitu sampai pada akhir tahun 2014.

Harapan, perencanaan seperti yang diuraikan seperti diatas bukanlah hal yang mustahil, karena modal awal hanya dipinjamkan ke masing masing kelompok dengan jangka waktu 2 kali produksi POC, dengan asumsi :
 Mengingat bahwa Kabupaten Blora tergolong alam wilayah pertanian tadah hujan, maka dianggap petani hanya menggarap lahan 2 kali selama musim penghujan.
 Periode waktu pinjaman dana adalah 6 bulan dengan penyesuain jadwal produksi POC dibulan Juli – Agustus untuk awal musim tanam dan bulan Pebrari – Maret untuk akhir musim tanam.
 Satu kali periode produksi bisa dua kali pembuatan POC, karena proses pembuatan POC hanya membutuhkan waktu 2 minggu.

H. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Tahap I
Pembentukan dan pengenalan sistem pertanian.
Dalam tahap ini pekerjaan sudah mulai dikerjakan dari bulan Oktober 2008 dan sudah terbentuk 213 kelompok yang sudah mantap dan yakin untuk bertani secara organik murni. Sampai saat ini sudah terbentuk 34 demplot untuk uji coba dan hasilnya sangat memuaskan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari situ mulai muncul harapan baru dan keyakinan baru bahwa system pertanian organik dapat diandalkan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki taraf hidup petani. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kelompok kelompok baru yang mengharapkan untuk dibina. Sampai saat ini yang sudah masuk daftar kami sudah ada 340 kelompok baru yang siap untuk masuk sebagai anggota dalam kegiatan WARUNG TANI MANDIRI.
Untuk tahapan ini ada 213 kelompok yang sudah melaksanakannya, dan 340 kelompok siap untuk memulainya.
 Tahap II
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair, pestisida organik, insectisida organik, dan bakterisida organik.
Tahapan ini baru akan dimulai dengan grup pertama dari 213 kelompok yang sudah membuat demplot.
Kami masih kesulitan untuk memulainya, sehubungan dengan keterbatasan dana Warung Tani Mandiri.
 Tahap III
Pelatihan untuk pengembangan kelompok, seperti pembuatan pupuk organik padat (granul), bidang peternakan, perikanan, maupun peningkatan kapasitas lainnya seperti bidang kerajinan dll.
Untuk pengembangan pada tahapan ini kami serahkan kepada masing masing kelompok untuk meneruskan, tetapi masih dalam bimbingan, pengawasan dan binaan kami.
Karena dalam tahapan ini tujuan pokoknya adalah meninggkatkan kesejahteraan petani, jadi arah pengembangannya tergantung dari kondisi dan keadaan di masing masing wilayah dimana kelompok itu berada.

Jumat, 08 Januari 2010

PENINGKATAN KUALITAS TANAH

Peningkatan Kualitas Tanah
Tanaman yang sehat membutuhkan semua nutrisi untuk dapat tumbuh dan berproduksi; semua ini didapatkan dari tanah.
Oleh karenanya, tanah yang sehat dan hidup adalah faktor yang paling penting dalam kesuksesan pertanian dan perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan teknik dan pengelolaan yang baik maka kesuburan tanah akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tanah yang sehat dan hidup haruslah:
Diberi nutrisi alami setiap musimnya
Dijaga dari erosi, untuk membentuk lapisan atas tanah yang berkualitas
Dilindungi dari matahari dan angin untuk menjaga kelembabannya Biota tanah dapat hidup di dalamnya
Beberapa manfaat tanah yang sehat dan hidup
Kualitas tanah yang lebih baik tidak hanya meningkatkan jumlah produksi, akan
tetapi juga meningkatkan kualitas produksi. Hal ini berhubungan langsung kepada
gizi yang baik – Kualitas tanah yang lebih baik berarti kualitas produksi yang lebih
baik dengan gizi yang lebih banyak. Dan rasanya juga semakin enak! Ini merupakan
salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan. Semakin sehat berarti
mengurangi kunjungan ke dokter, kemampuan berpikir dan berkonsentrasi akan
meningkat, lebih kuat dan berenergi, serta berumur panjang. Kualitas sayuran yang
baik juga membuat orang lebih cepat merasa kenyang ketika mereka memakannya
dan kenyangnya bertahan lebih lama
Tanaman akan terhindar dari kekeringan, penyakit dan hama karena mereka
mendapatkan banyak air dan unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
tanaman yang kuat dan sehat
Membutuhkan pengairan yang lebih sedikit karena tanah dapat menahan dan
menampung air lebih banyak dan tanah lebih mudah menyerap air ketika musim
hujan
Tanah mempunyai jutaan “penggarap tanah” yang mengatur keberadaan dan
penyimpanan unsur hara, serta meningkatkan jumlah udara di dalam tanah. Cacing
adalah pekerja keras
Tanah lebih mudah untuk diolah dan digarap karena gembur dan mengandung
berbagai macam material
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk tanah yang sehat dan hidup biasanya didapat
dari sekitarnya dan organik, hal ini bisa menghemat uang
Apakah tanah yang sehat dan hidup?
Tanah yang sehat dan hidup mengandung humus, yang biasanya:
Menyediakan makanan untuk biota tanah, yang berguna sebagai pengurai tanah
dan mengubahnya menjadi makanan untuk tanaman
Menyimpan unsur hara bagi tanaman, seperti pupuk cair
Membantu menyatukan partikel tanah – Meningkatkan kualitas struktur tanah
Menyerap dan menyimpan air seperti spon
Humus terbuat dari:
Bahan-bahan organik yang hancur dan terurai =
Kompos
Mulsa
Kotoran hewan
Pengomposan akar tanaman
Pengomposan bagian-bagian tanaman
Tanah yang sehat itu hidup - Mengandung jutaan biota tanah yang mengubah bahan bahan organik dan unsur hara menjadi makanan untuk tanaman. Biota tanah meliputi bakteri, mikro-organisme, semut, cacing tanah dan banyak organisme kecil, serangga, dan binatang kecil lainnya.
Mengandung campuran partikel tanah liat dan pasir yang seimbang – Tanah liat mengikat mineral sedangkan pasir memungkinkan drainase / penyaluran air.
Ketika tanah ditekan seharusnya bersifat padat – Tidak berhamburan seperti pasir dan lengket seperti tanah liat.
Tersusun dari 50% tanah liat, pasir, humus dan bahan organik & 50% kantung udara
– Kantung-kantung udara sangatlah penting karena:
Menyediakan ruang bagi tanah untuk menyimpan air yang banyak
Udara memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh akar tanaman untuk memproses
unsur hara
Pertumbuhan akar menjadi lebih mudah, cepat dan tumbuh lebih dalam ke tanah
– Sehingga akar tanaman bisa menyerap air dan unsur hara lebih banyak, dan
tanaman pun akan tumbuh lebih besar dan sehat
Tanah yang sehat berperan sebagai bank nutrisi dengan menyimpan unsur hara yang siap untuk digunakan oleh tanaman – Unsur hara tidak akan terlepas keluar dari tanah.
Tanah yang sehat mempunyai tingkat pH yang seimbang - Artinya, tidak terlalu asam (seperti cuka) dan tidak terlalu basa (seperti garam).
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan tanah yang sehat dan hidup
Sebagian besar teknik tersebut sangatlah sederhana, mudah pengerjaannya, dan
menggunakan bahan-bahan dari sekitar tempat tinggal.
Menggunakan kompos organik dan kompos cair – Kedua jenis kompos ini
mengandung bermacam-macam unsur hara, murah pembuatannya, meningkatkan
jumlah biota, dan memperbaiki kualitas struktur tanah. Gunakanlah secara rutin
untuk meningkatkan kualitas tanah secara berkesinambungan
Memperbanyak jumlah biota tanah seperti mikro-organisme, bakteri, dan jamur
di dalam tanah - Hal ini bisa diwujudkan dengan penggunaan pupuk alami, mulsa
dan EM (Effective Micro-organism). Manfaatnya, kualitas tanah, segala bentuk
pertanian, dan produksi hewan akan meningkat
Menggunakan mulsa – Untuk melindungi tanah dari matahari, menghemat air dan
meningkatkan jumlah humus dalam tanah
Mendaur ulang bahan-bahan organik – Daur ulang tanaman dan kotoran binatang
untuk kembali ke sistem
Menggunakan legum / tanaman polong - Ada berbagai macam jenis legum yang
dapat menyediakan nitrogen, mulsa, dan bahan organik bagi tanah, makanan untuk
manusia dan ternak, sebagai penahan angin dan tanah, menjaga habitat binatang,
keanekaragaman, dan masih banyak lagi
Rotasi tanaman – Tiap-tiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda
untuk tumbuh. Rotasi tanaman dan penanaman secara tumpang sari berguna untuk
menyeimbangkan unsur hara dan mudah untuk ditanam ulang
Metode Sederhana Pengujian Tanah
Dengan menggunakan uji coba sederhana berikut, Anda bisa mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
Ambillah 3 atau lebih contoh tanah yang berbeda dan letakkan ke dalam toples
bening, kantong plastik atau botol secara terpisah
Isilah masing-masing wadah dengan 2/3 tanah dan kemudian tambahkan air
hingga penuh
Tutuplah wadah dengan rapat, kemudian kocoklah
Setelah tanah didiamkan beberapa saat, maka Anda akan melihat komponen komponen dari tanah Anda tadi:
Tanah liat akan berada paling atas
Lumpur (sedimen di antara tanah liat dan pasir) di bawahnya
Kemudian pasir halus
Pasir kasar yang mengendap paling bawah
Dari pengamatan isi wadah-wadah tersebut dan perbandingan dari komponen-komponen yang berbeda pada tanah, Anda akan mengetahui berapa kandungan pasir atau tanah liat tanah tersebut, yang kemudian akan membantu Anda memilih metode yang cocok untuk meningkatkan kualitas tanah.
Untuk penjelasan yang lebih jelas mengenai teknik meningkatkan kualitas tanah, baik tanah pasir maupun tanah liat, bacalah bagian jenis-jenis tanah pada Buku PK MOD 4
– Tanah yang Sehat.
Ciri2 kekurangan unsure hara :
Nitrogen
Daun dan pertumbuhan baru menguning dan pucat; Matang lebih cepat, ukuran buah dan bunganya kecil Legum, ikan, gula merah dan kelapa
Potasium
Daunnya kecil, berwarna lebih gelap; Daun yang tua berwarna biru / ungu dengan pinggiran kuning;
Pertumbuhannya lambat
Abu dari sisa pembakaran dapur
Fosfor
Ukuran buahnya kecil dan berwarna tidak cerah
Pinggiran daun mengering dan daun tua yang menguning
Bubuk tulang hewan dengan cuka
Magnesium
Pinggiran daun menguning, ada bercak kuning, urat daun hijau; Sering ada bercak coklat pada daun; Daun yang tua gugur lebih cepat
Bayam, biji-bijian, kacang-kacangan (khususnya almond)
Sulfur / Belerang Semua daun warnanya memudar Bisa diperoleh dekat mata air
panas dan dekat gunung berapi
Kalsium Daun baru serta tunas tumbuh dan berkembang tidak baik; Pertumbuhan buahnya tidak biasa Tulang hewan, kulit kerang
Dalam hutan alami, daun, pepohonan dan batang-batang yang membusuk,
kotoran binatang, dan bahkan bangkai binatang semuanya akan terurai
menjadi mulsa yang menyelimuti tanah, seperti kulit.
Kulit ini terus-menerus bertambah dan secara berkelanjutan mengalami pembusukan.
Mulsa (kulit) bermanfaat untuk:
Unsur hara dan bahan-bahan organik untuk tanah yang berguna bagi tanaman dan
pepohonan
Suplai makanan yang tidak habis-habisnya bagi tanaman dan biota (binatang) tanah
di kebun Anda
Dapat mengurangi populasi gulma yang tumbuh di sekitar daerah Anda
Menyesuaikan suhu tanah, sehingga menghasilkan lingkungan yang lebih sehat
untuk tanaman
Menyeimbangkan pH tanah
Meningkatkan kualitas struktur tanah dan membuat tanah lebih mudah diolah
Penahan air di dalam tanah
Pelindung alami bagi tanah dari kekeringan yang disebabkan oleh matahari
Pelindung alami dari hujan yang bisa menimbulkan erosi
Pelindung alami dari kekeringan dan erosi yang disebabkan oleh angin
Dengan belajar dari alam, pertumbuhan, pembuatan dan penggunaan mulsa,
manusia dapat meningkatkan kualitas tanah dengan pesat
Berbagai metode dan tips untuk pemulsaan
Sebelum pembuatan mulsa:
Gunakanlah batu, dahan yang besar dan bahan apapun yang dapat digunakan untuk
membuat batas kebun. Ini akan membantu untuk menahan mulsa, memberikan
ruang bagi tanah untuk berkembang dan mencegah erosi
Jika Anda menaruh kompos di bawah mulsa, ini akan memaksimalkan manfaat
kompos
Kapan / dimana menggunakan mulsa:
Untuk pembibitan dan persemaian, mulsa terlebih dahulu baru kemudian tanaman
Untuk tanaman, di bawah tajuk daun terluar adalah daerah terpenting untuk diberikan mulsa – Pemberian mulsa secara terus-menerus akan membantu meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman
Untuk sayur-sayuran, tanaman dan pepohonan, JANGAN SAMPAI mulsa menyentuh
batang atau pangkal tanaman. Ini sangat penting untuk mencegah jamur dan
pembusukan, terutama di musim hujan
Pematang mulsa akan membantu menyimpan air
Jenis-jenis mulsa yang digunakan:
Gunakan mulsa halus (mulsa yang teksturnya lebih kecil) untuk lahan sayuran dan
mulsa kasar (mulsa yang ukurannya lebih besar) untuk tanaman dan pepohonan
yang lebih besar
Bila Anda menggunakan gulma sebagai mulsa, pisahkan benih gulma dan berikan
pada hewan atau masukkan ke kompos cair – Ini akan mengurangi pertumbuhan
gulma di kemudian hari
Legum, rerumputan, dan tanaman serta pepohonan lainnya dapat ditanam untuk
memproduksi mulsa
Sekam padi dan kopi harus dikomposkan terlebih dahulu atau dikeringkan sebelum
digunakan sebagai mulsa – Tumpuk terlebih dahulu selama 1 bulan sebelum
digunakan
Berapa banyak mulsa yang dibutuhkan:
Pastikan selalu tersedia lapisan mulsa yang cukup di permukaan bedeng kebun
Lapisan mulsa sebaiknya setebal kurang lebih 5-10 cm, atau 20 cm untuk tanaman
buah-buahan
Kacang-kacangan Untuk sayuran, memberi nitrogen ke
tanah Dimana saja
Kelor Untuk sayuran, memberi nitrogen ke tanah, pengendali hama (semut) Tanah yang kering
Bunga merak Tanaman penghias, memberi nitrogen ke tanah Tanah yang kering
Pohon turi Memberi nitrogen ke tanah, tanaman peneduh Sawah, pinggiran jalan
Pohon gamal Pakan ternak, tanaman peneduh, memberi nitrogen ke tanah Kebun, sawah, lading Lamtoro
Pakan ternak, tanaman peneduh, memberi nitrogen ke tanah, untuk sayuran
Kebun, sawah, lading Pete Tanaman peneduh, member nitrogen ke tanah, untuk sayuran Kebun, sawah, ladang
Jengkol Tanaman peneduh, member nitrogen ke tanah, untuk sayuran Kebun, sawah, lading Nitrogen adalah salah satu unsur yang paling penting untuk kesehatan batang, sel, dan pertumbuhan daun. Nitrogen juga bermanfaat untuk meningkatkan produksi buah.
Legum merupakan tanaman yang memberikan nitrogen dalam tanah. Ada berbagai jenis legum di Indonesia, diantaranya legum musiman (perputaran hidupnya selesai dalam 1 tahun) dan legum tahunan (perputaran hidupnya selesai dalam 2 tahun atau lebih).
Bagaimana tanaman legum memberikan nitrogen ke dalam tanah
Bakteri di dalam tanah disebut Rhizobium, hidup menempel pada akar tanaman legum, yang “mengikat” nitrogen dari udara ke dalam tanah melalui bintilan yang sangat kecil yang disebut “nodules”. Nodules-nodules ini:
Melekat pada akar tanaman
Berukuran sebesar ujung korek api atau bisa lebih kecil
Menyediakan nitrogen untuk tanaman legum
Jika legum mati atau akar mereka melepaskan kelebihan nitrogennya melalui nodules, kelebihan nitrogen yang tidak terpakai lagi oleh tanaman legum ini akan masuk ke dalam tanah dan kemudian bisa dimanfaatkan oleh tanaman lain.
Sebagaimana halnya dapat “mengikat” nitrogen, legum dapat menghasilkan
berbagai macam produk dan fungsi lainnya:
Produk – Bahan pangan, pakan ternak, mulsa, bahan kompos, kayu gelondongan,
kayu bakar, dan obat-obatan
Fungsi – Sebagai penahan angin, pagar hidup, tanaman peneduh, dan teralis
Legum musiman dapat tumbuh bersama dengan sayuran, tanaman musiman dan
pepohonan.
Teknik-teknik untuk memanfaatkan legum musiman:
Rotasi tanaman • Tanaman pupuk hijau • Tumpangsari tanaman musiman
Legum tahunan dapat tumbuh bersama dengan tanaman musiman, pohon buah-buahan dan pohon lainnya.
Teknik-teknik untuk memanfaatkan legum tahunan:
Pagar hidup • Terasering tanaman legume Tumpangsari tanaman tahunan • Tanaman perintis
3 macam metode pemanfaatan legum dalam kegiatan ini meliputi:
Menanam tanaman pupuk hijau dari tanaman musiman
Menanam bibit atau stek legum tahunan pada terasering atau sengkedan, jika memungkinkan
Memangkas legum yang sudah besar untuk pakan ternak, bahan kompos atau mulsa

Persiapan
Bibit-bibit legum musiman untuk ditanam sebagai tanaman pupuk hijau
Bedeng kebun atau lahan yang telah siap untuk tanaman pupuk hijau
Bibit-bibit atau stek legum tahunan untuk ditanam
Jika memungkinkan, sengkedan atau terasering yang telah siap ditanami legum
Tanaman legum yang besar yang bisa dipangkas kembali
Catatan: penanaman legum tahunan akanmendapat hasil yang lebih baik (dan juga menunjukkan integrasi teknik-teknik) jika legumdapat ditanam di tempat yang sudah berbentuk sengkedan atau terasering pada konturlahan yang menggunakan bingkai-A. Jika terasering / sengkedan saling berdekatan,tanamlah legum di setiap dua tingkat terasering / sengkedan. Terasering / sengkedanyang tidak ditanami legum dapat ditanami nanas, sereh atau tanaman sejenis lainnya.Hal ini dapat mengurangi masalah yang ditimbulkan akibat terlalu banyak naungan. Jikatidak memungkinkan, tanamlah legum sebagai pagar hidup di sekeliling kebun.
Kompos adalah bahan-bahan organik yang terurai berasal dari biota tanah (binatang) yang
menguraikan bahan-bahan organik tersebut menjadi sumber unsur hara yang kaya dan terkonsentrasi.
Komponen utama kompos adalah karbon dan nitrogen – Bahan-bahan tanaman
mengandung lebih banyak karbon dan sedikit nitrogen, pupuk kandang mengandung
lebih banyak nitrogen dan sedikit karbon. Bahan ini juga mengandung unsur hara lainnya berupa mineral, bahan-bahan sisa dan biota tanah.
Kompos dapat ditambahkan pada akar tanaman buah-buahan atau di antara tanaman sayuran untuk memberikan unsur hara tambahan. Kompos tidak hanya menyediakan unsur hara bagi tanaman sayuran dan buah-buahan tapi juga dapat meningkatkan kualitas tanah. Hal ini sangatlah penting bagi pertumbuhan tanaman.
Ada berbagai macam cara untuk membuat kompos – Dari campuran yang sederhana
seperti sekam padi dan kotoran sapi, hingga berbagai campuran dari bahan yang
berbeda-beda. Gunakanlah bahan-bahan yang sudah tersedia di sekitar Anda.
Manfaat-manfaat utama kompos bagi tanaman dan tanah
Pupuk cair adalah unsur hara yang sangat bagus, kaya kandungan pupuk alaminya,
yang dapat dibuat dari sedikit pupuk kandang dan bahan-bahan organik lainnya. Sangat mudah untuk disiapkan dan bermanfaat untuk pembenihan, perkebunan, persawahan, tanaman kecil, tanaman buah-buahan dan tanaman besar lainnya. Juga sangat mudah untuk disiramkan pada lahan-lahan yang luas. Pupuk cair dapat dibuat dalam wadah ukuran apapun, dari ember hingga drum – Semakin besar, semakin baik. Dapat dibuat dan disimpan dimana saja pada areal pertanian yang memerlukannya. Pupuk cair sangatlah kuat sehingga perlu dicampur dengan air dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, pupuk ini akan bertahan lama, tapi juga berarti sebaiknya disimpan dekat dengan sumber air.
Ada 6 metode berbeda tentang pengomposan,

Metode-metode ini, antara lain:
1. Membuat tumpukan kompos cepat – Dibuat sekaligus dari berbagai macam
bahan, terurai setelah 2 minggu dan siap pakai dalam 1 bulan. Sangat baik untuk
kebun keluarga dan agrikultur yang intensif
2. Membuat kompos lambat – Terus-menerus dibuat dalam kurun waktu tertentu dan
biasanya dibuat lebih banyak daripada kompos cepat. Sangat baik untuk pertanian
dan pohon-pohon besar
3. Parit dan keranjang kompos – Merupakan bagian dari bedeng kebun atau
ditempatkan di sebelah pohon buah-buahan, dapat ditempatkan di dalam tanah dan
juga di atas tanah, terus-menerus menyediakan pasokan unsur hara bagi tanaman
melalui tanah, sebagaimana layaknya kompos yang diletakkan di atas bedeng
4. Lubang pisang / lubang kompos – Sebuah lubang besar untuk membuat kompos lambat. Kompos akan terus-menerus memberi unsur hara kepada pohon pisang atau pohon apapun yang ditanam di sekitar lubang, dan jika telah siap kompos dapat dipindahkan untuk dimanfaatkan di tempat lain
5. Pengomposan langsung - Kompos cepat ditempatkan pada lahan dimana bedeng kebun akan dibuat atau tanaman buah-buahan akan ditanam. Tanah dan tanaman yang baru akan memperoleh cukup persediaan makanan bagi tanaman dan biota tanah dari kompos
6. Pupuk cair – Makanan bagi tanaman dan bakteri yang baik dalam bentuk cair.
Sangat baik untuk hasil yang cepat dan lahan yang luas
>>Memperbaiki struktur tanah, memelihara cacing tanah, memperbaiki suhu tanah, media kompos
Tempatkan di bawah pohon
>>Pupuk organik N Mengatur daun yang kuning dan pucat, serta pertumbuhan baru; Tumbuh sehat dan menghasilkan buah dan bunga 1 cc ekstrak dicampur dengan 1 liter air, semprotkan
>>Pupuk organik P/Ca Buah yang baik dan warna terang; Memupuki tepi daun 1 cc ekstrak dicampur dengan 1 liter air, semprotkan
>>Pupuk organik K Daun tumbuh baik, berwarna hijau; Pertumbuhan tanaman biasa 1 cc ekstrak dicampur dengan 1 liter air, semprotkan
>>Pengendali hama Serangga 1 cc ekstrak dicampur dengan 1 liter air, semprotkan (tergantung pada kekuatan hama)
Catatan: Jika pupuk cair tidak cukup encer maka daun dan akar pada tanaman dapat terbakar karena terlalu banyaknya unsur hara sekaligus – Tanaman muda lebih sensitive dibanding yang tua, yang lebih kuat.
menggunakan pupuk cair secara langsung, siramlah tanaman pada pagi-pagi sekali
atau petang menjelang malam, dengan menggunakan alat penyiram atau kaleng
dengan lubang. Jika tidak, sinar matahari akan membakar daun-daun tersebut
Siramkan pupuk cair yang sudah diencerkan pada tanah di sekitar tanaman
10 liter ukuran ember seharusnya cukup untuk menyirami kebun dengan kira-kira
10 pembibitan atau 3-5 tanaman yang sudah besar
Untuk tanaman muda yang berusia hingga 3 tahun membutuhkan sebuah ember
besar berukuran 20 liter, untuk tiap pohon
Untuk pohon yang lebih tua gunakanlah hingga 3 ember besar, untuk tiap pohonnya
Bila terdapat pipa penyiraman ke dalam tanah, siramkan setengah pupuk cair ke
dalam pipa penyiraman dan setengahnya lagi langsung siramkan ke tanah
Pentingnya cacing pada kesehatan tanah
Cacing tanah merupakan “kebenaran di lahan kebun” – Banyaknya cacing di dalam
tanah Anda menunjukkan bahwa tanah Anda merupakan lingkungan hidup yang sehat.
Bagaimana cacing membantu menciptakan dan merawat tanah yang sehat:
Cacing memakan dan memuntahkan tanah – Ketika tanah berada di dalam tubuh
cacing, humus pada tanah berubah menjadi unsur hara dan kualitas tanah meningkat
Cacing secara terus-menerus akan:
Mengubah humus menjadi unsur hara yang berguna bagi tanaman
Menggali dan menambah udara dalam tanah
Meningkatkan struktur tanah dan drainase air
Membawa unsur hara dari dalam tanah untuk menyalurkan makanan ke akar
tanaman
Cacing sangatlah ekonomis:
Dalam 1 tahun setiap cacing mampu memakan dan memuntahkan berton-ton
tanah
Setiap tahun, setiap cacing melahirkan 150 anakan cacing

Rabu, 06 Januari 2010

MENGUBAH ASAP MENJADI PESTISIDA

Asap hasil pembakaran batu bata menjadi salah satu sumber polusi udara. Asap ini bisa membuat orang sesak napas. Baunya juga bertahan sampai beberapa hari, baik di baju maupun badan, Namun, di sisi lain, asap tersebut ternyata bisa bermanfaat sebagai pestisida dan pengawet organik.

Total keperluan sekam untuk sekali proses pembakaran 3,5 ton, dengan menyisakan abu sekitar 2,800 kilogram.
Gudang Uji Coba
Gudang ini berukuran 2,5m x 1,7m dengan tinggi 2,5m, berkapasitas 2.000 buah batu bata.
Gudang yang salah satu sisinya terbuka atau mirip garasi itu ber-dinding permanen, beratap daun kelapa yang melapis terpal plastik di bawahnya guna menahan asap keluar lewat sela-sela daun kelapa itu.
Asap pembakaran batu bata dialirkan melalui pipa kondensi berbentuk spiral sepanjang 12 meter berisi air agar fase asap yang ber-bentuk gas akan mencair. Asap cair yang dihasilkan masih pekat dan mengandung banyak ter. Asap cair itu kemudian dimurnikan memakai alat lain berupa bejana tertutup, dengan cara dimasak selama tiga jam dalam suhu 100 – 150 derajat Celsius. Dari proses ini dihasilkan asap cair yang bening.
Bejana itu berkapasitas 30 liter. Dengan sekam 800 kg untuk pem-bakaran 2.000 batu bata, dihasilkan 60 liter asap cair pekat. Lalu, setelah melalui proses penyulingan dalam bejana tertutup, diperoleh 24 liter asap cair bening yang berguna untuk pestisida organik, seperti untuk mengusir hama tanaman dan mencegah gigitan nyamuk pada ternak.
Adapun sisa asap cair yang masih berwarna hitam pekat sebanyak sekitar 5 liter digunakan, antara lain, untuk mengawetkan kayu. Caranya, kayu direndam dalam air asap cair pekat atau dioleskan dengan kuas pada kayu agar kayu tidak dimakan rayap.
Dari telusur pustaka diketahui, asap cair mengandung fenolat, sen-yawa asam dan karbonil yang berguna untuk mengawetkan makanan. “Komponen asap khususnya berfungsi memberi cita rasa dan warna yang diinginkan pada produk asapan karena berfungsi sebagai antibakteri dan antioksidan.

PLUS MINUS PESTISIDA

Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia. Aku pernah melihat sendiri bagaimana petani awam menggunakan pestisida kimia ini. Sungguh sangat berlebihan. Ketika aku tanyakan padanya mengapa dia menggunakannya dengan dosis sangat tinggi, jawabnya:”kalau tidak banyak ngak manjur”. Nah..lho…!!!!
Keunggulan dan Kekurangan Pestisida Nabati
Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
Kelebihan:
1. Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
2. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
3. Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
4. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
6. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
7. Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahannya:
1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
2. Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
4. Kurang praktis
5. Tidak tahan disimpan
Fungsi dari Pestisida Nabati
Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya ngak enak kali….
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Racun syaraf
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Selasa, 05 Januari 2010

ROSSELLA ORGANIK

Sudah banyak orang menulis tentang ROSELLA. Mulai dari manfaatnya, isi kandungannya hingga cara pembudi-dayaannya.

ROSELLA dulu dikenal dengan nama FRAMBOZEN, ditemukan sebagai tanaman pagar dan masih kerabat “bunga sepatu”, dengan nama latin ” Hibiscus Sabdariffa “ dan sekarang orang mengenalnya dengan nama Rosella. Biasanya dimanfaatkan sebagai minuman seperti halnya bila membuat atau menyeduh teh. Nah…jadilah sebutannya populer dengan nama TEH ROSELLLA.

MANFAAT dari ROSELLA banyak yaitu : sebagai antioksidan, antibakteri, antiradang, antiseptik juga dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, menstimulasi gerak peristaltik usus, melancarkan air seni (uretik), membasmi cacing (ontelmintic), menurunkan panas dan meluruhkan dahak.


ROSELLA adalah tanaman semusim, hanya mengalami 1 kali masa produktif. Batang ROSELLA akan tumbh dari 1 titik tumbuh dan tumbuhnya relatif tinggi bisa mencapai 1-3 m, sedang lebarnya bisa mencapai 2 m. Dapat tumbuh disegala tempat baik dataran tinggi maupun dataran rendah dan akan optimal tumbuh dikisaran 20-34 derajat celcius. Karena tanaman semusim, maka bila masa kembang telah berakhir harus diganti dengan tanaman ROSELLA yang baru agar dapat berproduksi kembali.
CARA MENANAM :
- Siapkan lahan persemaian 1m x 1m , kemudian bila tanaman sudah berumur 1 bulan (15-20 cm)dapat di pindahkan ke lahan terbuka, bisa juga polibag atau pot dipakai sebagai penyiapan benih sampai umur 1 bulan.
- Siapkan media tanam di lahan terbuka dengan membuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm, kemudian di beri pupuk kompos (pupuk kandang) 2 kg/10 m2 dan terakhir buat jarak tanam 1×1 m. Benih yang sudah berumur 1 bulan (15-20cm) siap dipindahkan dimedia tanam yang sudah dipersiapkan tadi.
PERAWATAN:
- Tanaman ROSELLA yang sudah berusia 1-2 bulan mulai di beri pupuk organik cair WT Zpt & WT Organik cair dosis masing2 1cc/lt air yang disemprotkan ke batang dan daunnya saja setiap 2 minggu sekali.
- Serangan hama dapat diatasi denganWT Insect 1 & 2,
- Tanaman ROSELLA usia 3-4 bulan yaitu saat tanaman berbunga, hanya memerlukan air sedikit akan tetapi membutuhkan sinar matahari yang cukup, ini berfungsi agar bisa mendapatkan kualitas dan kuantitas bunga yang maksimum.


PANEN DAN PASCA PANEN.
- ROSELLA ( kelopak bunga ROSELLA ) dapat mulai di panen bila biji telah tua (3-4 bulan) yaitu pada saat kulit pembungkus biji majemuk berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah.
- Pemetikan dilakukan dengan gunting karena kelopak sulit di petik dengan tangan dan agar batang juga tidak rusak. Batangnya dapat di manfaatkan sebagai tali rami.

- Panen dilakukan 3-4 kali atau selang 1-2 minggu.
- Kelopak yang telah terkumpul dicuci dengan air bersih lalu dijemur selama 2-3 hari.
- Kelopak yang berkualitas akan memiliki aroma sitrus yang khas saat kering dan saat direndam dengan air mendidih 100 derajat celcius warna merah dan rasa asamnya cepat larut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ROSELLA mempunyai kandungan yang kaya anti-oksidan, dimana zat aktif yang paling berperan di dalamnya adalah :Gossypetin, Antosianin, Glucoside hibiscin. Antosianin inilah yang memberikan warna merah (pigmen alami) pada seduhan kelopak bunga ROSELLA. Sedangkan fungsi dari antioksidan sendiri adalah dapat menangkal kerusakan ginjal, diabetes , jantung korener sampai kanker. Jadi memang manfaat ROSELLA sangat banyak…

STROBERRY ORGANIK

1. SEJARAH SINGKAT
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.
Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.

4. SENTRA PENANAMAN
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.

5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1) Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
2) Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya.
3) Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20 derajat C.
4) Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
5.2. Media Tanam
1) Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5–7,0.
3) Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
1) Perbanyakan dengan biji
1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam larutan WT Zpt selama 15 menit lalu keringanginkan.
2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan WT Effektif Organism (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur
18-20 derajat C.
3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit disemprot dengan WT Zpt dosis 1cc/lt setiap 3 hari sekali. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
2) Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun
Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:
1. Bibit anakan
Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang fermentasi WT Effektif Organism (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
2. Bibit stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang terfermentasi WT Effektif Organism(1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
3) Bibit untuk budidaya stroberi di polibag
Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang yag sudah disemprot dengan WT ZPt(2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm
berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
b) Keringanginkan selama 15-30 hari.
c) Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40x 60 cm.
d) Taburkan 5 – 10 ton/ha pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan WT Effektif Organism secara merata di permukaan bedengan/ guludan.Semprotkan larutan WT Zpt dengan dosis 2cc/lt merata diseluruh permukaan bedengan.
e) Biarkan bedengan/guludan selama 5 hari.
f) Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm,semprot lubang dengan larutan WT Zpt 2cc/lt.
2) Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
b) Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
c) Keringanginkan 15 hari.
d) Taburkan 5 – 10 ton/ha pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan WT Effektif Organism dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan
e) Siram hingga merata larutan WT Zpt dosis 1cc/lt.
f) Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
g) Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
h) Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
3) Pengapuran
Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.
6.3. Teknik Penanaman
1) Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
2) Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
3) Untuk tanaman tanpa mulsa, Semprotkan larutan WT Zpt dosis 3cc/lt. Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
4) Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma.
3) Perempelan/Pemangkasan
Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.
4) Pemupukan
a) Pertanaman tanpa mulsa: Larutan WT Zpt & WT Organik cair dicampur dengan perbandingan 40% WT Zpt : 60% WT Organik Cair, disemprotkan secara periodik 7 hr sekali dengan dosis 3cc/lt
b) Pertanaman dengan mulsa: Larutan WT Zpt & WT Organik Cair dicampur dengan perbandingan 40% WT Zpt : 60% WT Organik Cair, desemprotkan secara periodic 7 hr sekali dengan dosis 1cc/lt.
5) Pengairan dan Penyiraman
Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
6) Pemasangan Mulsa Kering
Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5 cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan dan antara barisan tanaman.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat. Pengendalian: dengan WT Insect 1 dosis 2cc/lt.
2) Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
3) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus). Gejala : di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 2cc/lt pada waktu menjelang fase berbunga.
4) Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal. Pengendalian : dengan WT Insect 1 dosis 2cc/lt.
5) Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala : tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
7.2. Penyakit
1) Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
Gejala : bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
2) Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
Gejala : buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
3) Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
Gejala: (1) buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian : membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
4) Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
Gejala : jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
5) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
Gejala : bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian: dengan WT Pesti dosis 1cc/lt.
6) Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
Gejala : Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua. Pengendalian dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
7) Bercak daun
Penyebab : (1) Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih; (2) Pestalotiopsis disseminata, Gejala : bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
8) Busuk daun (Phomopsis obscurans).
Gejala : noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian dengan WT Pesti dosis 2cc/lt.
9) Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
Gejala : daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati. Pengendalian dengan pencabutan tanaman yang sudah terserang dan kubur atau bakar.
10) Virus
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejala : terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian : menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida
untuk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan
hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.

8. PANEN
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.
8.1. Ciri dan Umur Panen
1) Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
2) Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3) Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
8.2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu.
7.3. Perkiraan Produksi
Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya:
a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.

9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu :
a) Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam.
b) Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi.
c) Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.
9.3. Pengemasan dan Penyimpanan
Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
Gambaran Peluang Agribisnis
Buah stroberi enak rasanya, harum dan sangat menarik dipandang, jadi pertanaman
stroberi bisa atau berpotensi dijadikan kawasan agrowisata dimana pengunjung
dapat memetik langsung buah di bawah pengawasan.

11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standard ini meliputi klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
11.2.Diskripsi

11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan ukurannya, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas AA: > 20 gram/buah
Kelas A : 11-20 gram/buah
Kelas B : 7-12 gram/buah
Kelas C1 : 7-8 gram/buah
Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan atau hama-penyakit.
11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah stroberi terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot.
a) Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5, contoh pengambilan semua
b) Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan sekurangkurangnya 5
c) Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, contoh pengambilan sekurangkurangnya 7
d) Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, contoh pengambilan sekurangkurangnya 9
e) Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurangkurangnya 10
Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
11.5.Pengemasan
Buah stroberi segar disajikan dalam bentuk lepasan, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg.
Pada bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain :
a) Produksi Indonesia.
b) Nama barang/kultivar.
c) Golongan ukuran.
d) Jenis mutu.
e) Nama Pprusahaan/eksportir.
f) Berat bersih/kotor.